Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/97: Bina pantaraning révisi

Saking Wikisource
Cihna: Ujiwacén
 
Cihna: Kapastika
Status kacaStatus kaca
-
Kaca sané sampun kauji
+
Kapastika
Daging kaca (antuk katransklusiyang):Daging kaca (antuk katransklusiyang):
Carik 1: Carik 1:
anda dan Bunda, berapakan Ayah mempunyai putra?" Ayahandanya menjawab,
anda dan Bunda, berapakan Ayah mempunyai putra?" Ayahandanya menjawab,<br>
"Putraku hanya seorang yaitu ananda sendiri! Mantri Made
"Putraku hanya seorang yaitu ananda sendiri! Mantri Made<br>
bertanya pula,
bertanya pula,


"Jika hanya seorang Ayahanda mempunyai putra, mengapa
"Jika hanya seorang Ayahanda mempunyai putra, mengapa<br>
Ananda .bemama Made? Nyatalah bagi Ananda bahwa Ananda
Ananda .bemama Made? Nyatalah bagi Ananda bahwa Ananda<br>
mempunyai saudara. Ke mana saudara Ananda itu? Mengapa
mempunyai saudara. Ke mana saudara Ananda itu? Mengapa<br>
Ananda hanya seorang diri?"
Ananda hanya seorang diri?"


"Ah, kamu tidak mempunyai saudara. Ayah hanya mempunyai seorang putra. Dulu Ayah berkaul, bila Ayah mempunyai
"Ah, kamu tidak mempunyai saudara. Ayah hanya mempunyai seorang putra. Dulu Ayah berkaul, bila Ayah mempunyai<br>
putra, akan Ayah namai I Made," sabda beliau. Raden Mantri
putra, akan Ayah namai I Made," sabda beliau. Raden Mantri<br>
Made tidak menjawab, tetapi dalam hatinya tetap tidak percaya.
Made tidak menjawab, tetapi dalam hatinya tetap tidak percaya.




Pada suatu hari Raden Mantri Made diam-diam pergi mencari
Pada suatu hari Raden Mantri Made diam-diam pergi mencari<br>
kakaknya. Sesudah jauh berjalan, beliau menjumpai sungai yang
kakaknya. Sesudah jauh berjalan, beliau menjumpai sungai yang<br>
tidak berair. Di tengah-tengahnya terdapat batu datar. Di atas
tidak berair. Di tengah-tengahnya terdapat batu datar. Di atas<br>
batu itu beliau tidur-tiduran. Di hulu sungai ada sebangsa setan
batu itu beliau tidur-tiduran. Di hulu sungai ada sebangsa setan<br>
bemama I Cendol. Dia memuntahkan darah memenuhi sungai.
bemama I Cendol. Dia memuntahkan darah memenuhi sungai.<br>
Muntahnya menghanyutkan Raden Mantri sehingga beliau terdampar di pantai. Raden Mantri dipungut oleh Bapak Subandar, lalu
Muntahnya menghanyutkan Raden Mantri sehingga beliau terdampar di pantai. Raden Mantri dipungut oleh Bapak Subandar, lalu<br>
dijadikan anak angkat dan dinamai I Made Subandar. Made Subandar dianggap saudara oleh Ni Wayan Subandar, anak perempuan
dijadikan anak angkat dan dinamai I Made Subandar. Made Subandar dianggap saudara oleh Ni Wayan Subandar, anak perempuan<br>
Bapak Subandar. Ni Wayan Subandar setiap hari berjualan di Pabean. Semenjak Made Subandar tinggal di sana, sangat laris Ni Wayan
Bapak Subandar. Ni Wayan Subandar setiap hari berjualan di Pabean. Semenjak Made Subandar tinggal di sana, sangat laris Ni Wayan<br>
Subandar berjualan.
Subandar berjualan.




Karena itu, Made Subandar ikut melayani orang-0rang yang
Karena itu, Made Subandar ikut melayani orang-0rang yang<br>
berbelanja. Jadi, I Made Subandar ikut membantu Ni Wayan Subandar berjualan.
berbelanja. Jadi, I Made Subandar ikut membantu Ni Wayan Subandar berjualan.<br>
Diceritaltan Raden Mantri Koripan diiringkan oleh I Punta
Diceritaltan Raden Mantri Koripan diiringkan oleh I Punta<br>
dan Jerudeh akan berbelanja ke Pabean. Ketika tiba di depan tempat berjualan Ni Wayan Subandar, beliau heran meblandang sepasang pedagang yang cantik dan tampan. Dagangan mereka sangat
dan Jerudeh akan berbelanja ke Pabean. Ketika tiba di depan tempat berjualan Ni Wayan Subandar, beliau heran meblandang sepasang pedagang yang cantik dan tampan. Dagangan mereka sangat<br>
laris. Setelah Raden Mantri datang, Made Subandar masuk ke kamar. Raden Mantri berpikir,
laris. Setelah Raden Mantri datang, Made Subandar masuk ke kamar. Raden Mantri berpikir,


"Siapa gerangan orang laki-laki itu yang baru kali ini kujumpai di sini? Berwibawa sekali rupanya. Aku tertarik melihatnya.
"Siapa gerangan orang laki-laki itu yang baru kali ini kujumpai di sini? Berwibawa sekali rupanya. Aku tertarik melihatnya.<br>
Agaknya bukan analt Bapalt Subandar dia!" Demikian pikiran beliiu, kemudian beliau menyuruh I Punta dan Jrudeh mencari
Agaknya bukan analt Bapalt Subandar dia!" Demikian pikiran beliiu, kemudian beliau menyuruh I Punta dan Jrudeh mencari<br>
Bapak Subandar. Setelah Bapak Subandar datang, Raden Mantri
Bapak Subandar. Setelah Bapak Subandar datang, Raden Mantri



Uahan ri tatkala 25 Oktober 2023 22.11

Kaca puniki kavalidasi

anda dan Bunda, berapakan Ayah mempunyai putra?" Ayahandanya menjawab,
"Putraku hanya seorang yaitu ananda sendiri! Mantri Made
bertanya pula,

"Jika hanya seorang Ayahanda mempunyai putra, mengapa
Ananda .bemama Made? Nyatalah bagi Ananda bahwa Ananda
mempunyai saudara. Ke mana saudara Ananda itu? Mengapa
Ananda hanya seorang diri?"

"Ah, kamu tidak mempunyai saudara. Ayah hanya mempunyai seorang putra. Dulu Ayah berkaul, bila Ayah mempunyai
putra, akan Ayah namai I Made," sabda beliau. Raden Mantri
Made tidak menjawab, tetapi dalam hatinya tetap tidak percaya.


Pada suatu hari Raden Mantri Made diam-diam pergi mencari
kakaknya. Sesudah jauh berjalan, beliau menjumpai sungai yang
tidak berair. Di tengah-tengahnya terdapat batu datar. Di atas
batu itu beliau tidur-tiduran. Di hulu sungai ada sebangsa setan
bemama I Cendol. Dia memuntahkan darah memenuhi sungai.
Muntahnya menghanyutkan Raden Mantri sehingga beliau terdampar di pantai. Raden Mantri dipungut oleh Bapak Subandar, lalu
dijadikan anak angkat dan dinamai I Made Subandar. Made Subandar dianggap saudara oleh Ni Wayan Subandar, anak perempuan
Bapak Subandar. Ni Wayan Subandar setiap hari berjualan di Pabean. Semenjak Made Subandar tinggal di sana, sangat laris Ni Wayan
Subandar berjualan.


Karena itu, Made Subandar ikut melayani orang-0rang yang
berbelanja. Jadi, I Made Subandar ikut membantu Ni Wayan Subandar berjualan.
Diceritaltan Raden Mantri Koripan diiringkan oleh I Punta
dan Jerudeh akan berbelanja ke Pabean. Ketika tiba di depan tempat berjualan Ni Wayan Subandar, beliau heran meblandang sepasang pedagang yang cantik dan tampan. Dagangan mereka sangat
laris. Setelah Raden Mantri datang, Made Subandar masuk ke kamar. Raden Mantri berpikir,

"Siapa gerangan orang laki-laki itu yang baru kali ini kujumpai di sini? Berwibawa sekali rupanya. Aku tertarik melihatnya.
Agaknya bukan analt Bapalt Subandar dia!" Demikian pikiran beliiu, kemudian beliau menyuruh I Punta dan Jrudeh mencari
Bapak Subandar. Setelah Bapak Subandar datang, Raden Mantri



91