Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/97

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

anda dan Bunda, berapakan Ayah mempunyai putra?" Ayahandanya menjawab,

"Putraku hanya seorang yaitu ananda sendiri! Mantri Made bertanya pula,

"Jika hanya seorang Ayahanda mempunyai putra, mengapa Ananda bernama Made? Nyatalah bagi Ananda bahwa Ananda mempunyai saudara. Ke mana saudara Ananda itu? Mengapa Ananda hanya seorang diri?"

"Ah, kamu tidak mempunyai saudara. Ayah hanya mempunyai seorang putra. Dulu Ayah berkaul, bila Ayah mempunyai putra, akan Ayah namai I Made," sabda beliau. Raden Mantri Made tidak menjawab, tetapi dalam hatinya tetap tidak percaya.


Pada suatu hari Raden Mantri Made diam-diam pergi mencari kakaknya. Sesudah jauh berjalan, beliau menjumpai sungai yang tidak berair. Di tengah-tengahnya terdapat batu datar. Di atas batu itu beliau tidur-tiduran. Di hulu sungai ada sebangsa setan bemama I Cendol. Dia memuntahkan darah memenuhi sungai. Muntahnya menghanyutkan Raden Mantri sehingga beliau terdampar di pantai. Raden Mantri dipungut oleh Bapak Subandar, lalu dijadikan anak angkat dan dinamai I Made Subandar. Made Subandar dianggap saudara oleh Ni Wayan Subandar, anak perempuan Bapak Subandar. Ni Wayan Subandar setiap hari berjualan di Pabean. Semenjak Made Subandar tinggal di sana, sangat laris Ni Wayan Subandar berjualan.


Karena itu, Made Subandar ikut melayani orang-orang yang berbelanja. Jadi, I Made Subandar ikut membantu Ni Wayan Subandar berjualan.


Diceritakan Raden Mantri Koripan diiringkan oleh I Punta dan Jerudeh akan berbelanja ke Pabean. Ketika tiba di depan tempat berjualan Ni Wayan Subandar, beliau heran meblandang sepasang pedagang yang cantik dan tampan. Dagangan mereka sangat laris. Setelah Raden Mantri datang, Made Subandar masuk ke kamar. Raden Mantri berpikir,

"Siapa gerangan orang laki-laki itu yang baru kali ini kujumpai di sini? Berwibawa sekali rupanya. Aku tertarik melihatnya. Agaknya bukan anak Bapak Subandar dia!" Demikian pikiran beliiu, kemudian beliau menyuruh I Punta dan Jrudeh mencari Bapak Subandar. Setelah Bapak Subandar datang, Raden Mantri


91