Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/115: Bina pantaraning révisi

Saking Wikisource
Cihna: Ujiwacén
 
Cihna: Kapastika
Status kacaStatus kaca
-
Kaca sané sampun kauji
+
Kapastika
Daging kaca (antuk katransklusiyang):Daging kaca (antuk katransklusiyang):
Carik 4: Carik 4:




Tersebutlah raja di kerajaan Daha. Beliau dan permaisuri sangat sedih karena tidak mempunyai putra atau putri. Siang malam
Tersebutlah raja di kerajaan Daha. Beliau dan permaisuri sangat sedih karena tidak mempunyai putra atau putri. Siang malam<br>
permaisuri menangis saja. Makin lama makin bertambah susah hatinya. Oleh karena itu, raja memanggil semua menteri. Setelah semua menghadap, raja bersabda,
permaisuri menangis saja. Makin lama makin bertambah susah hatinya. Oleh karena itu, raja memanggil semua menteri. Setelah semua menghadap, raja bersabda,


"Paman sekalian, aku telah lama kawin, tetapi belum juga
"Paman sekalian, aku telah lama kawin, tetapi belum juga<br>
mempunyai putra atau putri. Oleh karena itu, aku dan permaisuri
mempunyai putra atau putri. Oleh karena itu, aku dan permaisuri<br>
akan bertapa ke hutan. Siapa tahu Tuhan akan menganugerahkan
akan bertapa ke hutan. Siapa tahu Tuhan akan menganugerahkan<br>
seorang putra atau seorang putri. Selama kami meninggalkan istana, Pamanlah yang kami serahi memegang pemerintahan di sini
seorang putra atau seorang putri. Selama kami meninggalkan istana, Pamanlah yang kami serahi memegang pemerintahan di sini<br>
dan Paman supaya bijaksana memegang pemerintahan sebagaimana
dan Paman supaya bijaksana memegang pemerintahan sebagaimana<br>
caraku memegang pemerintahan ! " Karena keras kemauan beliau
caraku memegang pemerintahan ! " Karena keras kemauan beliau<br>
untuk berangkat, maka patih-patihnya tidak berani menyarankan
untuk berangkat, maka patih-patihnya tidak berani menyarankan<br>
agar raja menunda keberangkatannya. Lebih-lebih para menteri
agar raja menunda keberangkatannya. Lebih-lebih para menteri<br>
sangat takut kepada baginda. Sekarang raja dan permaisuri berangkat ke hutan. Beliau tidak mau diiringkan oleh rakyat. Dalam perjalan beliau melewati banyak jurang di tengah hutan belantara.
sangat takut kepada baginda. Sekarang raja dan permaisuri berangkat ke hutan. Beliau tidak mau diiringkan oleh rakyat. Dalam perjalan beliau melewati banyak jurang di tengah hutan belantara.<br>
Setelah beberapa hari, raja menjumpai sebuah pohon beringin
Setelah beberapa hari, raja menjumpai sebuah pohon beringin<br>
besar. Di sanalah beliau beristirahat dan di sana pula beliau bertapa Raja dan permaisuri mulai bersemadi, mereka sudah siap mengheningkan cipta.
besar. Di sanalah beliau beristirahat dan di sana pula beliau bertapa Raja dan permaisuri mulai bersemadi, mereka sudah siap mengheningkan cipta.




Sekarang tersebutlah Dewa Siwa di surga. Beliau merasa susah memikirkan keadaan surga yang panas bagaikan terbakar dan
Sekarang tersebutlah Dewa Siwa di surga. Beliau merasa susah memikirkan keadaan surga yang panas bagaikan terbakar dan<br>
telapak kaki beliau selalu basah mengeluarkan air. Dewa Siwa menyuruh gagak putih pergi mengadakan penyelidikan ke dunia
telapak kaki beliau selalu basah mengeluarkan air. Dewa Siwa menyuruh gagak putih pergi mengadakan penyelidikan ke dunia<br>
karena beliau menduga bahwa di dunia ada orang bertapa. Gagak
karena beliau menduga bahwa di dunia ada orang bertapa. Gagak<br>
putih segera berangkat ke dunia. Setelah sampai, gagak putih terbang kian kemari di atas hutan. Sampai lelah dia terbang, belum
putih segera berangkat ke dunia. Setelah sampai, gagak putih terbang kian kemari di atas hutan. Sampai lelah dia terbang, belum<br>
juga bertemu dengan siapa-siapa. Kemudian terlihat olehnya sebatang pohon beringin yang bet> ar dan tinggi . Gagak putih menukik menuju pohon beringan itu untuk berhenti di sana. Ketika
juga bertemu dengan siapa-siapa. Kemudian terlihat olehnya sebatang pohon beringin yang bet> ar dan tinggi . Gagak putih menukik menuju pohon beringan itu untuk berhenti di sana. Ketika<br>
bertengger, dia terkejut karena kayu terasa panas. "Ah, mengapa
bertengger, dia terkejut karena kayu terasa panas. "Ah, mengapa<br>
kayu ini terasa panas, coba kulihat di bawah, ·apa yang terjadi!"
kayu ini terasa panas, coba kulihat di bawah, ·apa yang terjadi!"<br>
demikian pikir gagak putih yang kemudian terbang menurun.
demikian pikir gagak putih yang kemudian terbang menurun.



Uahan ri tatkala 25 Oktober 2023 22.02

Kaca puniki kavalidasi

2.6 .2 Terjemahan

GaluhPayuk


Tersebutlah raja di kerajaan Daha. Beliau dan permaisuri sangat sedih karena tidak mempunyai putra atau putri. Siang malam
permaisuri menangis saja. Makin lama makin bertambah susah hatinya. Oleh karena itu, raja memanggil semua menteri. Setelah semua menghadap, raja bersabda,

"Paman sekalian, aku telah lama kawin, tetapi belum juga
mempunyai putra atau putri. Oleh karena itu, aku dan permaisuri
akan bertapa ke hutan. Siapa tahu Tuhan akan menganugerahkan
seorang putra atau seorang putri. Selama kami meninggalkan istana, Pamanlah yang kami serahi memegang pemerintahan di sini
dan Paman supaya bijaksana memegang pemerintahan sebagaimana
caraku memegang pemerintahan ! " Karena keras kemauan beliau
untuk berangkat, maka patih-patihnya tidak berani menyarankan
agar raja menunda keberangkatannya. Lebih-lebih para menteri
sangat takut kepada baginda. Sekarang raja dan permaisuri berangkat ke hutan. Beliau tidak mau diiringkan oleh rakyat. Dalam perjalan beliau melewati banyak jurang di tengah hutan belantara.
Setelah beberapa hari, raja menjumpai sebuah pohon beringin
besar. Di sanalah beliau beristirahat dan di sana pula beliau bertapa Raja dan permaisuri mulai bersemadi, mereka sudah siap mengheningkan cipta.


Sekarang tersebutlah Dewa Siwa di surga. Beliau merasa susah memikirkan keadaan surga yang panas bagaikan terbakar dan
telapak kaki beliau selalu basah mengeluarkan air. Dewa Siwa menyuruh gagak putih pergi mengadakan penyelidikan ke dunia
karena beliau menduga bahwa di dunia ada orang bertapa. Gagak
putih segera berangkat ke dunia. Setelah sampai, gagak putih terbang kian kemari di atas hutan. Sampai lelah dia terbang, belum
juga bertemu dengan siapa-siapa. Kemudian terlihat olehnya sebatang pohon beringin yang bet> ar dan tinggi . Gagak putih menukik menuju pohon beringan itu untuk berhenti di sana. Ketika
bertengger, dia terkejut karena kayu terasa panas. "Ah, mengapa
kayu ini terasa panas, coba kulihat di bawah, ·apa yang terjadi!"
demikian pikir gagak putih yang kemudian terbang menurun.


109