Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/115

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

2.6.2 Terjemahan

Galuh Payuk

Tersebutlah raja di kerajaan Daha. Beliau dan permaisuri sangat sedih karena tidak mempunyai putra atau putri. Siang malam permaisuri menangis saja. Makin lama makin bertambah susah hatinya. Oleh karena itu, raja memanggil semua menteri. Setelah semua menghadap, raja bersabda,

"Paman sekalian, aku telah lama kawin, tetapi belum juga mempunyai putra atau putri. Oleh karena itu, aku dan permaisuri akan bertapa ke hutan. Siapa tahu Tuhan akan menganugerahkan seorang putra atau seorang putri. Selama kami meninggalkan istana, Pamanlah yang kami serahi memegang pemerintahan di sini dan Paman supaya bijaksana memegang pemerintahan sebagaimana caraku memegang pemerintahan!" Karena keras kemauan beliau untuk berangkat, maka patih-patihnya tidak berani menyarankan agar raja menunda keberangkatannya. Lebih-lebih para menteri sangat takut kepada baginda. Sekarang raja dan permaisuri berangkat ke hutan. Beliau tidak mau diiringkan oleh rakyat. Dalam perjalan beliau melewati banyak jurang di tengah hutan belantara. Setelah beberapa hari, raja menjumpai sebuah pohon beringin besar. Di sanalah beliau beristirahat dan di sana pula beliau bertapa Raja dan permaisuri mulai bersemadi, mereka sudah siap mengheningkan cipta.

Sekarang tersebutlah Dewa Siwa di surga. Beliau merasa susah memikirkan keadaan surga yang panas bagaikan terbakar dan telapak kaki beliau selalu basah mengeluarkan air. Dewa Siwa menyuruh gagak putih pergi mengadakan penyelidikan ke dunia karena beliau menduga bahwa di dunia ada orang bertapa. Gagak putih segera berangkat ke dunia. Setelah sampai, gagak putih terbang kian kemari di atas hutan. Sampai lelah dia terbang, belum juga bertemu dengan siapa-siapa. Kemudian terlihat olehnya sebatang pohon beringin yang besar dan tinggi. Gagak putih menukik menuju pohon beringan itu untuk berhenti di sana. Ketika bertengger, dia terkejut karena kayu terasa panas. "Ah, mengapa kayu ini terasa panas, coba kulihat di bawah, apa yang terjadi!" demikian pikir gagak putih yang kemudian terbang menurun.


109