Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/124: Bina pantaraning révisi

Saking Wikisource
Cihna: Ujiwacén
Cihna: Kapastika Uahan HP Uahan wéb sélulér
Status kacaStatus kaca
-
Kaca sané sampun kauji
+
Kapastika
Daging kaca (antuk katransklusiyang):Daging kaca (antuk katransklusiyang):
Carik 1: Carik 1:
Pada suatu hari Luh Gading pergi bekerja bakti pula ke istana un-<br>
Pada suatu hari Luh Gading pergi bekerja bakti pula ke istana un-<br>
tuk membuat sajen. Pada saat itu dia memakai bedak terasi juga.<br>
tuk membuat sajen. Pada saat itu dia memakai bedak terasi juga.<br>
Orang-0rang merakit sajen dengan semat, tetapi Luh Gading meng-<br>
Orang-orang merakit sajen dengan semat, tetapi Luh Gading menggunakan miang bambil yang dibawa dari rumah. Hasil pekerjaan- ·<br>
gunakan miang bambil yang dibawa dari rumah. Hasil pekerjaan- ·<br>
nya yang halus membuat semua orang heran. Dan lagi bekas rakit-<br>
nya yang halus membuat semua orang heran. Dan lagi bekas rakit-<br>
annya tidak tampak karena miang bambu yang digunakan mera-<br>
annya tidak tampak karena miang bambu yang digunakan mera-<br>

Uahan ri tatkala 25 Oktober 2023 21.36

Kaca puniki kavalidasi

Pada suatu hari Luh Gading pergi bekerja bakti pula ke istana un-
tuk membuat sajen. Pada saat itu dia memakai bedak terasi juga.
Orang-orang merakit sajen dengan semat, tetapi Luh Gading menggunakan miang bambil yang dibawa dari rumah. Hasil pekerjaan- ·
nya yang halus membuat semua orang heran. Dan lagi bekas rakit-
annya tidak tampak karena miang bambu yang digunakan mera-
kit, namun hasilnya kuat. Para bangsawan juga heran akan kemam-
puan Luh Gading. Raden Mantri Koripan mendekati Luh Gading
dan tidak beranjak dari tern pat orang membuat sajen. Raden Man-
tri bertanya ,
"Hai, Luh, kamukah yang bemama Luh Gading? Maukah
kamu tinggal di sini?"
"Hamba tidak mau", jawab Luh Gading. Raden Mantri lalu
berkata kepada Siramadewi,
"Hai, bibi, hebat benar Luh Gading, pintar merakit sajen de-
ngan miang bambu . Dan lagi pekerjaannya lebih baik daripada
pekerjaan orang lain."
"Saya tidak rnc:1duga bahwa dia serba bisa", demikian
Siramadewi . Raden Mantri berkata lagi kepada Luh Gading.
"Hai, Luh, Kakak mengharapkan kamu bercerita!"
"Ampun, Tuanku, hamba tidak bisa bercerita", jawab Luh
Gading. Kemudian Raden Mantri menyuruh orang lain bercerita,
tetapi beliau tidak serius mendengarkan cerita orang itu, malah
berkali-kali melirik kepada Luh Gading. Tersebutlah bahwa
orang-orang telah selesai mem buat sajen dan semuanya pulang
dari istana. Malamnya Raden Mantri tidak bisa tidur karena selalu
teringat akan Luh Gading. Menjelang pagi barulah beliau bisa
tidur. Waktu itu beliau memimpikan Luh Gading. Pada suatu keti-
ka orang-orang bekerja bakti pula membuat kue di istana. Pada
waktu itu Luh Gading tidak lagi memakai bedak terasi, melainkan
berhias seperti orang lain. Ketika itu dia tampak lebih cantik, iba-
rat bulan purnama. Raden Mantri duduk makin dekat dengan Luh
Gading yang asyik bekerja di pojok tanpa menghiraukan apa pun.
Dalam membikin kue dialah yang paling pandai dan paling cepat.
Raden Mantri heran akan kelebihan Luh Gading setelah beliau
bandingkan dengan pekerjaan orang lain. Luh Gading disuruh berce-
rita. Kemudian berceritalah Luh Gading tentang kisah raja Daha
bertapa untuk mohon anak. Setelah kembali dari pertapaan beliau
118