Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/122: Bina pantaraning révisi

Saking Wikisource
Cihna: Ujiwacén
 
Cihna: Kapastika Uahan HP Uahan wéb sélulér
Status kacaStatus kaca
-
Kaca sané sampun kauji
+
Kapastika

Uahan ri tatkala 25 Oktober 2023 21.34

Kaca puniki kavalidasi

"Oh, Nak, kamu anak siapa? Di mana nunahmu? Mengapa
kamu berupa periuk dan hidupmu melarat? Ceritakanlah hal itu
kepada kami!,, Karena berkali-kali Pan Tiwas bertanya, anak kecil
itu pun bercerita sambil menangis tersedu-sedu,
"Sekarang aku akan menceritakan kiasahku, tetapi Bapak dan
lbu supaya merahasiakan cerita ini! Kalau Bapak dan lbu tidak
tahu, sebenarnya aku adalah putri raja Daha. Akan tetapi aku hidup malang, sejak dulu dibuang oleh orang tuanku". Kemudian
Ida Raden Gal uh menceritakan kejadian yang dialaminya dari awal
sampai dia dipungut oleh Men Tiw~s. Setelah Tuan Putri bercerita demikian, lalu katanya,
"Walaupun aku putri raja, Bapalc dan lbu tidak usah memandang aku sebagai putri raja, anggaplah alcu sebagai analc sendiri,
supaya tidak diketahui orang. Berilah saya nama yang sesuai
dengan desa asal Ibu ... Men Tiwas mengatakan dirinya berasal dari
desa Tiinggading.
"Kalau begitu panggillah saya Ni Luh Gatling dan kalau ada
orang menanyakan, akuilah saya sebagai kemenakan!" Demikian
perkataan Raden Galuh Daha. Semua permintaannya itu dipenuhi
..oleh Pan Tiwas dan Men Tiwas yang sangat sayang kepadanya.
Sekarang tersebutlah raja Koripan mempunyai seorang putra yang hampir dewasa. Raja akan menyelenggarakan upacara hari
lahir Ida Raden Mantri. Rakya1: rlipanggil supaya bekerja bakti menumbuk padi di istana. Men Tiwas diberitahu juga agar ke istana.
Luh Gatling tahu bahwa ada pemberitahuan dari raja, lalu dia berkata kepada ibunya,
"Bu, izinkanlah saya bekerja bakti ke istana, lbu menunggu
di rumah saja!" Menjawab Man Tiwas,
"Ah, jangan, kamu masih kecil, nanti menjadi tertawaan saja,
banyak orang bekerja bakti di sana, kamu kira seperti di rurnah
saja begini sepi". Berkata pula Luh Tiinggading,
"Izinkanlah aku , Bu! Supaya aku tahu istana. Buatkanlah aku
alu kecil, Bu!"
"Kalau kaniu tidak mau tinggal di rumah, silakan pergi!
Akan tetapi, jangan nakal di sana, nanti dimarahi oleh baginda!"
Kemudian Men Tiwas mencari sepotong bambu kecil untuk diberikan kepada anaknya. Keesoka'1 paginya Luh Gatling berkata kepada ibunya,
116