Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/60

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

49

kedudukannya di dalam masyarakat. Agar masalah itu tidak dibesar· besarkan, satu-satunya jalan ialah menyerah kepada nasib.

Maksud Luh Sunari berdagang semenjak kelahiran bayinya sebenarnya lebih banyak didorong oleh keinginan mengisi kesibukan daripada mencari keuntungan. Dugaan itu diperkuat lagi dengan adanya maksud Luh Sunari ingin mempraktikkan bahasa Inggrisnya yang diperoleh selama duduk di bangku sekolah.

Dalam profesi Luh Sunari sebagai pedagang acung itu, selain sempat mempraktikkan bahasa Inggris yang telah dikuasainya, ternyata secara inplisit dinyatakan pula bahwa Luh Sunari berhasil mengumpulkan sejumlah keuntungan.

Perkenalan Luh Sunari dengan Ketut Mardana dan Made Ambara sebenarnya dapat membawa lembaran sejarah baru dalam hidupnya. Kekosongan hatinya yang ingin diisi oleh Ketut Mardana tidak diterima Luh Sunari begitu saja, suatu penolakan yang wajar dilakukan oleh seorang wanita yang pernah terluka hatinya. Luh Sunari masih ingin belajar banyak tentang lawan jenisnya yang ingin menanamkan benih cinta kepadanya.

Hal yang sama terdapat pada Made Ambara; ia belum juga berhasil menggoyahkan hati Luh Sunari. Made Ambara selama enam bulan tinggal di rumahnya, makan, minum, dan bergaul bersama keluarganya. Di samping alasan yang sarna seperti yang dikenakan terhadap Ketut Mardana, Luh Sunari mempunyai alasan lain yang jarang dimiliki oleh wanita, yaitu kesadaran akan noda yang terdapat dalam dirinya. Menurut anggapan Luh Sunari noda itu hanya dapat dihapus oleh dirinya sendiri bersama dengan Wayan Duria. Untuk mencari sebab-sebabnya mengapa Luh Sunari mempu­ nyai pendirian seperti itu dapat dikaji melalui dua cara, yaitu pertama, meialui pendidikan keluarga yang menyangkut masalah keturunan dan kedua, melalui pendidikan keluarga yang menyangkut masalah keturunan dan melalui pendidikan di sekolah.

Kedudukan Luh Sunari sebagai seorang siswa SMA kelas III sama sekali tidak memberikan jawaban akan hal itu karena pengarang tidak melukis­ kannya. Tinjauan dari segi keturunan memberikan gambaran bahwa Luh Sunari lebih banyak diasuh dalam situasi kasih sayang dan kemanjaan, suatu hal yang juga tidak mendukung sifat itu.

Terlepas dari beberapa kemungkinan yang telah dikemukakan di atas sehubungan dengan pendirian Luh Sunari, perlu juga ditinjau perasaan apa yang sesungguhnya terjadi dalam dirinya. Seperti diketahui, Luh Sunari berada dalam keadaan kesepian. Wayan Duria mengingkari janjinya; bayi