Kaca:Struktur Novel Dan Cerpen Sastra Bali Modern.pdf/52

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

41

Gunawan bertanya mengapa Pan Laksmi sangat tergesa-gesa. Pan Laksmi menceritakan anaknya yang sedang bersekolah di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, yang bemama Putu Ayu Laksmi. Ternyata anak itu adalah tunangan dokter Gunawan. Setelah saling ceritakan perjalanan hidup mereka masing-masing ternyata dokter Gunawan juga adalah anak kandung Pan· Laksmi hasil hubungan gelapnya ketika ia masih menjadi hamba di puri Amlapura.

Pengarang menyelesaikan ceritanya sampai dengan pertemuan "si anak hilang" dengan ayahnya itu, kemudian diserahkan kepada pembaca untuk menyelesaikan persoalannya, suatu pemecahan yang bukan tanpa mengandung maksud, sebab jika cerita itu dilanjutkan, mungkin dapat mengurangi segi-segi kerahasiaannya.

Dengan penyelesaian seperti itu, pengarang akan dibebani dengan berbagai masalah, seperti bagaimana akhir pertemuan itu, yang ternyata di samping mengandung kegembiraan, juga mengandung kesedihan. Kegem­ biraan timbul karena Pan Laksmi menemukan anaknya yang telah berpang­kat dokter, sedangkan kesedihan timbul karena ternyata antara dokter Gunawan dengan Putu Ayu Laksmi bersaudara tiri. Apakah dokter Gunawan melanjutkan hubungannya dengan adik tirinya itu? Apakah kedua insan itu cukup kuat untuk memutuskan hubungan yang selama itu telah terjalin mesra? Pertanyaan-pertanyaan itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca untuk menjawabnya.

Pengarang mempunyai kemampuan dalam bercerita seperti seorang tukang sulap yang memperlihatkan binatang ajaib kepada penonton, pengarang secara perlahan-lahan, sedikit demi sedikit menceritakan beberapa peristiwa yang menjadi kunci untuk mengetahui peristiwa berikutnya. Keberangkatan Pan Laksmi ke Denpasar merupakan kunci untuk membuka hubungan antara Putu Ayu Laksmi dan dokter Gunawan. Sorot balik yang menceritakan peristiwa pengusiran Pan Laksmi dari puri Amlapura merupakan kunci untuk mengetahui asal-usul keluarga itu, suatu sorot balik yang tepat penggunaannya. Perhatikan kutipan berikut ini.

"Pakenehan buron. Magedi cai! Yan saja cai buin ngenjek gumin awake, mapunggal tendas caine. Mulih cai jani. Prak! Prak! Prak! Prak!!!" Satua punika idup. malih ring manah nyane. Taler ipun tan purun mawali malih ka Karangasem. Sedaweg punika tan naen ipun matemu sareng Nyoman Sandat. (MRRS, hal. 1).