Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/162

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sangat lapar itu mereka tiba pada sebuah pondok di pinggiran hutan. Pondok itu milik Ki Dukuh Seting seorang pertapa di pedukuhan tersebut tinggal bersama dua orang putrinya yang bernama Lenga Sekar dan Lenga Wangi kakak beradik. I Cupak melihat kedua gadis cantik itu mengatakan jika dia diberikan tahan berpuasa lebih lama lagi. Lalu I Gerantang dengan ramah minta ijin untuk bermalam di sana. Jero Dukuh dengan senang hati menerima dan menjamunya. Kedua putrinya sangat terpikat kepada I Gerantang. Mereka berdoa dan mengharapkan supaya dia tetap tinggal bersama, akan lebih berbahagia bila dijadikan istrinya, namun bila ditinggal pergi akan menjadi gila asmara. Esok harinya setelah mohon pamit I Cupak bersama I Gerantang melanjutkan perjalanan terus.


Mereka keluar hutan menyusuri jalan di dewa yang suasananya sunyi sepi seperti keadaan diintip musuh atau diserang wabah penyakit. Ada jarang-jarang terlihat orang yang nampaknya seperti ketakutan. Ada yang melihat I Cupak sangat terkejut dikira musuh yang datang. Lalu I Gerantang bertanya pada seseorang, negeri apa namanya mengapa jadi begini. Dia mendapat keterangan bahwa dewa yang dilalu ikekuasaan kerajaan Kediri yang sedang dalam keadaan berbahaya dis arang oleh musuh besar. I Gerantang menjadi senang lalu bergegas meneruskan perjalanan walaupun I Cupak sudah sangat lelah tak kuat lagi berjalan dan akhirnya tiba di sebuah pasar yang juga lengang. Di sana mereka mencari keterangan yang lebih jelas. Untung di sana ada dagang nasi, 1 Cupak segera duduk lalu minta disediakan nasi dan makan dengan lahapnya. I Gerantang mendengarkan penjelasan dari orang-orang yang ada di sana bahwa memang benar raja Kediri mempunyai musuh yang kuat yang bernama I Benaru mahluk seperti raksasa pemakan binatang dan manusia. Sekarang putri raja yang tersayang dilarikan ke goa tempat tinggalnya. Seisi istana bersama rakyat dalam keadaan berkabung. Siapa saja yang dapat membunuh I Benaru akan mendapat hadiah besar. I Cupak lalu tertawa dengan keras menakutkan, katanya aneh sekali Benaru ditakuti, dia makanannya Benaru, apalagi hanya seekor, dia menghadapi seratus ekor