Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/160

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Semenjak keluarga itu mempunyai anak murah rejeki hidup senang, segala yang diusahakan berhasil, menangkap ikan dapat yang besar-besar, menanam padi dan jagung tumbuh subur, hidupnya berkelebihan sehingga dapat mem beli sawah dan ladang. Bila I Gerantang sedang bekerja di sawah atau di kebun banyak pemuda dan pemudi datang mau membantu bekerja sambil bermain. Banyak gadis yang tergila-gila bersumpah dalam kaulnya mau diperhamba asalkan menjadi istrinya. Tetapi lain halnya bila I Cupak yang datang gadis-gadis semua berhamburan lari tunggang langgang takut jika dapat ditangkap akan didekap
dipeluk dan diciuminya.


Pada suatu ketika rasa dongkol, dengki, iri hati I Cupak terhadap I Gerantang tak tertahan lagi karena dia merasa dikalahkan yang menyebabkan tersisih dalam pergaulan, lalu muncul siasatnya untuk mencelakakan I Gerantang dengan jalan akal busuk dan memfitnah. Ketika I Cupak datang ke sawah dilihat I Gerantang sudah selesai bekerja lalu mandi ke sungai. I Cupak segera melumuri sekujur tubuhnya dengan lumpur terus pergi pulang. Setiba di rumah dia menangis tersedu-sedu lalu mengadu pada ayahnya bahwa dia sudah payah bekerja keras sedangkan adiknya tenang saja bermain mesra-mesraan dengan para gadis. Sedikit pun tidak punya pikiran dan perasaan, kemauan untuk membantu meringankan pekerjaan. Si Gerantang perlu mendapatkan pelajaran, ganjaran sesuai dengan ulahnya supaya dia dapat mengerti. Bila sudah datang supaya dipukul, disiksa dan diusir saja dari rumah. Ayahnya tanpa pikir panjang lagi menyetujui usul Si Cupak itu dan segera akan dilaksanakan karena si ayah menjadi sangat marah mendengar pengaduan itu.
Lalu I Cupak sambil membawa ayam jago pergi ke rumah tetangga untuk mengadunya. Dia tertawa senang karena akal asal-asalan akan segera mengena. Memang demikian jadinya setelah I Gerantang pulang dari mandi tanpa pikir lagi, tanpa basa-basi langsung saja didera, dipukul, dianiaya sampai babak belur lalu diusir dari rumahnya. Dikatakan anak tidak tahu diuntung, tidak berperasaan, tidak dapat membalas budi dan banyak lagi yang lainnya. I Gerantang yang dalam keadaan sangat sedih