Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/65

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

385. Raden Lagongkoka berkata, "Hamba menurut perkataan
Gusti, dan pula di dalam istana berada, dua orang putri yang
cantik, mohon Gusti melihatnya, saudara baginda raja, sedang
remaja, laksana bunga cempaka, sedang semerbak, laksana bunga cenigara.

386. Mereka pantas dipersembahkan, karena baik, dan pula sedang
remaja, merupakan bunga negara Mekah, mereka masing-masing bernama, Nyonyah Ranu, Nyonyah Arum, Gusti Wayahan
Gedot, dan Gusti Ketut Kenjing, keduanya bangun dan segera
masuk ke istana.

387. Bersama dengan I Lagongkoka, kini sudah tiba di istana, terdengar tangis riuh rendah, benar-benar menusuk perasaan,
maka turut menangis, Raden Ende Batu Karu, Raden Lagongkoka, Raden Botoh Manail, terkenang masa lalu, saat raja Mekah masih hidup.

388. Teringat akan diri, tak terkira-kira malunya, karena kepala
gundul, datang lagi karena takut mati, I Gsuti Ketut Kenjing,
tanpa disadarinya, air matanya meleleh, sering kali dihapus,
namun tetap keluar, tak dapat membendungnya.

389. Para wanita berteriak-teriak, menunjuk I Botoh Manail, datang
dengan kepala berkuncir, tak pantas untuk diikat, akan menjadi raja, anugrah baginda raja, tak tahu malu, kembali pulang,
sangat mengecewakan, tak dapat dipercayai.

390. Kamu sangat berbahagia, berapa yang kamu kehendaki, sekehendakmu sudah terpenuhi, tak pernah ditolak, kelakuanmu
selalu kasar, mabuk yang dipakai alasan, mengatakan diri
kuat, membela kedudukan baginda, mengapa gundul, tak berani menoleh agaknya.

50b.

391. Demikian orang mengata-ngatainya, terhadap diri I Botoh
Manail, kemudian Gusti Wayan Gedot, bersama Gusti Ketut
Kenjing, dengan cepat menjawabnya, diamlah kamu semua,
jangan menghina, Raden Botoh Menail, Batu Karu, dan Raden
Lagongkoka.



65