Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/64

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

air pencuci tangan, kembali datang jajan, mereka semua sudah mabuk, berkata tak terbatas, ada pula yang turun, segera mengeluarkan keris.

49a.

379. Menyatakan sangat sayang, keadaan perang kemarin, yang lain ada yang turun sambil gemetar, teringat saat direbut, mengatakan diri tak takut, ada pula menombak tempat kosong, menyatakan masih kekurangan musuh, yang lain menari berputar-putar, semuanya ribut, rakyat bersorak sorai.

380. Kurang lebih hari sudah dauh lima, I Dewa keluar dari penghadapan, I Gusti Ngurah ke istana, rakyat semua sudah pulang, para Punggawa dan para Gusti, I Dewa Sa1oka sudah sampai di rumahnya, kembali mengutus, menyuruh mempersembahkan, kehadapan baginda Jaya Singa.

381. Orang Jagatra sudah dipulangkan, tak kurang dari dua ratus orang yang mengantar, mayat I Singambarong, dan ia sudah dibawa pulang, demikian pula para rakyatnya, dan mereka yang terluka, ia kembali ke Jagatra, diusung dengan usungan jepit, ada yang selalu mengaduh, ada pula yang selalu mengatakan haus.

382. Semua itu tak diceritakan, segala tingkah mereka yang kembali pulang, I Gusti Wayahan Gedot, beserta Gusti Ketut Kenjing, lalu pergi ke Mekah, pengantarnya tak kurang dari seribu orang, kurang lebih limabelas hari, lamanya dalam perjalanan, sudah sampai, mereka di negara Mekah.

49b.

383. Bersama Raden Lagongkoka, Raden Botoh Manail, Mekah sangat mentakjubkannya, tetapi riuh oleh tangis, I Gsuti Ketut Kenjing, segera pergi ke halaman depan istana, Gusti Wayahan Gedot, berkata halus, "Batu Karu, pergilah kamu ke sana bersama.

384. Bersama dengan Lagongkoka, Raden Botoh Manail, orang Islam dan orang dalam istana, berapa orang yang sudah mati, kamu suruh mengambil hartanya, karena kamu akan menjadi raja, di Mekah ini, jangan kamu menyembunyikannya, agar utuh seluruhnya, dipersembahkan ke Pamamoran".


64