Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/63

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

hari telah malam, banyak rakyatnya, semua tidur di pondok, keesokan paginya bangun, Gusti Agung maupun I Dewa Saloka.

372. Para hamba sahaya semua pulang, selama mereka berjalan, I Gusti Agung duduk di atas tandu, diapit oleh prabekel, mereka semuanya sudah berangkat, kini sudah tiba di depan istana, banyak yang menjemputnya, . para gadis banyak menjemputnya, riuh rendah, banyak yang menanyakan berita.

373. Setelah tiba di halaman istana, I Dewa Saloka lalu duduk, Gusti Agung datang menjongkok, sambil menyembah, Prabekel dan hamba sahaya, menghadap, di belakang I Gusti Agung, I Dewa Gede Saloka, berkata sambil tersenyum, "Paman Agung, silahkan bapak naik.

374. Kepada yang lain, disuruhnya naik, Gusti Agung berkata halus, "Biarkan hamba di sini, duduklah Gusti, ini adalah hamba tuanku, semua anak hamba, ijinkanlah mereka menghadap, agar tuanku, mengetahuinya.

375. I Dewa Gede Saloka, menjawab lagi, "Mengapa demikian paman, sebaiknya duduklah di atas", setelah semua duduk, para Punggawa duduk di belakang, dan rakyat duduk di bawah, Gusti Agung berkata," Tambak Gangsul, demikian pula Alit Soka.

376. Pulangkan seluruh rakyat, pimpinannya tetap tinggal di sini, rakyat berasal dari tempat yang jauh, semua mereka itu diberi wang, yang luka dan yang mati, berikan wang masing-masing seribu, dan kau mintalah di rumah, semua mereka berbela mati, agar jangan risau, isteri mereka mengurusnya."

377. Gusti Alit Soka, Tambek Gangsul semua mengiringkannya, tak diceritakan lagi, perbuatan kala membagi wang, semua rakyatnya pulang, dan Gusti Ngurah Agung, beserta I Dewa Saloka, Punggawa dan para Gusti, semua berada di sana, di halaman depan istana makan bersama.

378. Berdatangan tak putus-putusnya, · minum arak yang manis, berem dan acol, nira tak dapat dihitung lagi, setelah diberi


63