Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/58

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

yang mendekat, diserang mati dipanah.

338. Ada pula terpenggal pedang, orang Pamamoran lari, I Gusti Wayahan Gedot, maju ke depan memutar pemukul, bersama Gusti Ambuak, bertempur dengan I Mastrakul, dan I Prakoseng Perang, bertempur melawan Pan Bungkling, rebah tersungkur, pan Bungkling terkena serangan.

44a.

339. Namun agak meleset, hampir kena bencana, bila tidak Gusti Alit Saloka, segera datang menolongnya, ditombak tembus hingga ke punggung, akhirnya terjerembab, ditarik rambutnya dan disiksa, I Mastrakul, melawan I Gusti Ambuak.

340. Gusti Ambuak berteriak-teriak, berkata boleh dipilih, berputar-putar sambil berteriak, I Mastrakul memburunya, menduduki seekor kuda putih berperisai tembaga yang halus, sambil mempermainkan pedangnya, I Gusti Ambuak , menombakinya, namun tak mempan, dan tombaknya segera patah.

341. Gusti Ambuak tertikam, kemudian dipenggalnya tetapi tak kena, Gusti Alit Saloka, tak gentar menghadapinya, kudanya kemudian ditombak, dan kuda itu mati tersungkur, I Mastrakul melompat, memenggal ke sana ke mari,, kena perutnya, I Gusti Alit tersungkur.

342. I Mastrakul membabi buta, asal mendekati dipenggalnya, I Gusti Wayahan Gedot, melawan dengan pentung, I Mastrakul tersungkur, terpukul tiga kali, kena pangkal lehernya, sorak sorai riuh laksana laut, dan I Mastrakul kini sudah dipenggal.

44b.

343. Kepalanya -dilemparkannya, Raden Citra Rukmi bertempur melawan I Gusti Wayan Gedot, Raden Citra Rukmi siap sedia, Gusti Kancana Sari, maju sambil memegang sebuah tulup, dan sudah berisi bisa, kemudian melepaskan tembakan, tak gentar, dihujani panah.

344. I Citra Rukmi telentang, setelah ia meninggal, Raden Mas Anom maju, mengambil serta menghunus keris, berhadapan


58