Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/57

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

43a.
331. Membentak kudanya maju ke depan, I Singambara berbalik,
merentangkan bedilnya, kini gajah tersebut sudah dekat, dan
sudah kena dibedil, namun gajah itu tak terluka sedikitpun,
datang semakin galak, I Dewa Saloka menghadapinya, lalu
nulup, gajah itu mati terjerambab.

332. Karena bisa yang sangat ampuh, ini yang dipakai mengenai,
akhirnya I Sura Dilaga, turut mati, namun orang Mekah tak
takut, namun mereka tetap melawan, tidak diketahui siapa
namanya, tiba-tiba bergulung-gulung di belakang, Gusti Agung,
ngamuk dengan hebat.

333. Orang Mekah kacau, karena diserang dari belakang, akhirnya
mereka keheranan, kemudian lari tanpa menoleh, saling injak
dan saling pukul, mereka mengaduh kena tombak, tambahan
lagi dipenggal-penggal, dipukul dengan pemukul, ada pula
dipukul, mayatnya laksana dikumpulkan.

334. Raja Mekah amat kaget, berbalik menghadap ke belakang, ber-
sama I Mas Anom, dengan berbisik, karena ia diserang dari
belakang, semuanya menghadap ke belakang, lalu membalik-
kan para rakyatnya, yang berada di depan sudah lari, semua-
nya heran, karena dapat diserang dari belakang.

43b.
335. Kini sudah hampir pagi, berperang dengan baik, rakyat sudah
tak dapat diandalkan, terlambat mengumpulkan rakyatnya,
I Gusit Ketut Kenjing, mengejar dari depan bersama I Dewa
Saloka, kini raja Mekah, laksana direbus tak dapat berpikir
apa-apa.

336. Bertempur sambil menaiki kereta, sambil mempermainkan
senjata, tak mau berdiam diri, ngamuk ke sana ke mari, sam-
baran pedangnya laksana kilat, dikibaskan ke utara dan ke
barat, raja Mekah, wajahnya merah bermandikan darah, karena
banyak, musuhnya kena dipenggal.

337. Darahnya menyembur, maka ia mandi darah, semuanya kagum
laksana bara api, Raden Citra Rukmi, Citra Guna I Mastrakul,
berperang mengendarai kuda, melawan tanpa pilih bulu, setiap

57