Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/55

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ada pula yang mengigau dengan berteriak, mengatakan tidak menakutkan, makin lama yang berperang makin berkurang, yang tidur makin bertambah, orang Mekah maupun orang Jagatra, orang Pamamoran tak ada bangun, semua tertidur. tidak mendengar apa-apa lagi.

318. Akhirnya semua tertidur, para hamba maupun para menteri. konon tak ada yang berperang, karena terlalu mengantuk , tidak diceritakan lagi, tersebutlah I Gusti Agung, beliau sudah bangun, karena mendengar bunyi bedil sangat ramai, kemudian belaiu sudah mengirim utusan.

41b.

319. Lalu pergi keluar benteng, pergi melihat ke sana, apakah ada kaum wanita , utusan tersebut sudah berjalan. dan segera kernbali, menceritakan bahwa semuanya kosong yang menghadap ke selatan, tak terasa ada kejadian apa-apa, yang menghadap ke barat , suara bedil dan sorak sangat ramai.

320. I Gusti Agung berkata, "Mari kita kacau, serang dari selatan, karena jumlah kita sedikit, pendapat mereka akan takut , bila sudah dikacau, mereka akan berkelahi dengan teman, yang mana harus diingatinya, karena terlalu kabur, malam terlalu pekat".

321. Para Punggawa membenarkannya, kemudian mereka berjalan segera, tak ada yang membawa obor, sudah ada dua penalik, lamanya di perjalanan, konon tak lama kemudian sudah sampai, lalu bersiap-siap, pan Bungkling lalu mengaturnya.

322. Dijumpainya keadaan amat sepi, tak ada suatu gerak apapun, hanya nafasnya rnendengkur, pan Bungkling berbisik, mengapa sepi di sini, tak ada satu suarapun, mungkin ia sudah membagi diri, mari kita cari jejaknya, di mana tadi, tempat orang bertempur.

42a.

323. Itu kelihatan, apakah bukan mayatnya di sini, ada pula yang mendengkur, mari diserang ke sana, sambil menyalakan lampu, semuanya dipukul-pukul, mereka semua bersiap kemudian menyalakan lampu, dengan cepat, dan semuanya kelihatan terkapar.


55