Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/54

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Kenjing, sorak riuh rendah, laksana guruh bertalu, juga bunyi tombak, bunyi bendera terlipat , semuanya ngamuk, semuanya berlakn liar.

40b.

311. I Gusti Gede Serangan, melihat musuh lari, lalu segera meloncat, senjata bedil segera disiapkan, semua kawan-kawannya yang lain, kembali ngamuk, mengapak dengan samurai, yang lain menombak yang lain ada pula memukul, I Gusti Gede Serangan tidak memperdulikannya.

312. Sura Sumitra menghadang, kemudian memasang bedilnya, perisai kena menggelegar, karena ia terbungkus besi, kemudian ditembaknya kembali, I Gusti Serangan jatuh, kena bagian pahanya, darahnya mengucur tak dapat dibendung, maka ia lesu, temannya kemudian menjangkau dan melarikannya.

313. Setelah ia disingkirkan, I Gusti Kenjing maju , karena ia melihat , Gusti Serangan terluka, maju sambil menangis, bersama Padang Gambuh, Raden Sura Sumitra, direbut tetapi tak takut, tidak mundur, dan ia mengisi pelor senapannya kembali.

314. Sesaat akan membidik, I Gusti Kenjing segera mendekati, segera memukulnya, merebut bedilnya sekuat tenaga, saling tarik menarik bedil, me1edak tetapi mengenai tempat kosong, Raden Sura Sumitra, segera menarik kerisnya, lalu ngamuk, membalas tak kepalang.

41a.

315. Keadaan peperangan sangat hebat, sampai lewat tengah malam, rakyat semuanya lesu, disertai dengan rasa kantuknya, ada pula yang bingung, mereka menombak tanpa mencabutnya, dan ada pula yang tertombak, lalu mereka membalas menombak , tidak mencabutnya, dan ada pula yang kena penggal.

316. Ia balas dipenggal, namun kantuk cepat datang, peperangan te1ah berlangsung lama, sebagai peperangan dalam cerita, kurang lebih satu penalik, para hambanya sudah lesu , menaruh tombak dengan mata tertutup, tidak mendengar apa-apa, amat payah, berperang dari pagi.

317. I Gauannya tak ada yang lain, peperangan saling penggal,


54