Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/42

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

buak beritahukan, agar langsung datang ke mari, di sini herunding, karena ada akal upaya, agar mengetahuinya, demikian kami sampaikan.

232. Mereka yang diutus lalu menyembah, mohon diri lalu pergi, I Gusti berkata pelan-pelan, ya pergilan kamu pan Bungkling, untuk mengaturnya, yang mana patut ditanami potongan bambu, terserah padamu, pan Bungkling lalu berjalan, dan sudah selesai, olehnya mengaturnya.

233. Tak diceritakan malam hari, I Gusti keluar dari balai penghadapan, setekah selesai semuanya, diedarkannya arak manis, semua yang menghadap mabuk, demikian pula Gusti Agung, di pesanggrahan tertidur, mereka yang berjaga-jaga bersiap-siap, sebanyak lima ratus orang tak ada seorangpun yang bangun.

234. Setelah terang tanah, pasukan Mekah berangkat, semua bersorak gembira, mereka yang naik ke timur, terlihat oleh orang Gajatra, bersama Gusti Padang Gambuh, sesaat hendak bersiap, lalu ditembaki dengan bedil, berjatuhan, rakyat Mekah itu.

31a.

234. Mereka hendak menyerang, orang-orang Gajatra tak ada yang gentar, suara tembakan gencar, pelor laksana hujan, saling tembak, orang Pamamoran lalu melemparinya, sambil bersorak sorai, sorak sorai bersahut-sahutan, tiba-tiba banyak, mayat orang-orang Mekah itu.

236. Karena menembak membabi buta, tak ada orang yang tertembak, banyak orang Mekah, yang diusung, yang lain bermandikan darah, ada yang terluka parah, yang lain terkena lemparan, hidung robek, namun tak lari, semuanya maju, mendesak merombak dan menghancurkan.

237. Setiap mereka yang maju, dihujani tombak, ada yang direbahi penjor, dikait duri rotan, terasa sebagai mati, kulitnya robek, ada pula yang tergores, karena terkait duri rotan, kelihatannya gundul, karena kulitnya hilang.

238. Mereka yang naik merasa takut, melihat kawan-kawannya


42