Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/37

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

muk tanpa memperhatikan apa-apa, karena mereka ini, membela anak istrinya.

196. Apa gunanya tuanku, bila mendapat luka dan kematian, jangan tuanku tergesa-gesa, berperang tanpa hasil, sebaiknya mereka itu, dikalahkan tanpa dengan senjata", raja membenarkannya, "hanya untuk besok, agar jadi, I Gede Saloka berangkat.

197. Memberi pertolongan ke Pamamoran, bila sudah timbul perkelahian, saat itu segera kau mengutus, memberitahukan kepada kakak, di rumah kakak bersiap sedia, untuk berperang ke Makah" , I Dewa Gede Saloka, mengiakan sambil menyembah, telah selesai, perundingan di halaman istana.

198. Rakyat sudah diberitahukan, lalu raja masuk ke istana, keesokan paginya, I Dewa Saloka berangkat, diiringkan oleh para prabekel, bernama I Singandapur, dan I Singanbarong, keduanya mengapit, dan yang di belakang, bernama I Singambara.

199. Bersama dengan I Linga Krura, keempatnya hebat-hebat,perjalanan para balatentra cepat, tak putus-putusnya di jalan, laksana banjir api, yang mengalir dari gunung, senjatanya berkilat-kilat, panji-panji tak terhitung jumlahnya, laksana asap, bersama-sama dengan percikan apinya.

200. Tidak diceritakan di perjalanan, perjalanannya siang malam, konon datanglah Gusti Agung, beliau sudah mendapat sekutu, beliau dihadap, I Dewa Saloka telah tiba, sudah berada di penginapan, lengkap segala macam hidangan yang enak-enak, hal itu tak disebutkan, tersebutlah raja Mekah.

201. Ia berkata kepada punggawanya, " Kamu Citra Rukmi, Citra Guna I Mas Anom, pergilah menantang ke sana, bila ia minta hidup, hatiku gembira merampas, mengambil anak istrinya, bila tidak minta maaf, akan hancur leburkan, I Agung di Pamamoran".

202. Utusan sudah berangkat, yang mengiringkannya siap sedia, tak ada yang hodoh, dipilih yang pandai-pandai, tak ada yang mempunyai rasa takut, perjalanannya cepat, langsung menuju

37