Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/38

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ke Pamamoran, tak seorang yang menghalanginya, mereka langsung masuk, dan sudah sampai di luar istana.


27a.

103 . I Gusti bertanya, "Kamu dari mana datang kemari, jalanmu tergesa-gesa' ·, utusan itu segera menjawab, dengan suara keras pelan dan jelas, "Saya kemari diutus, oleh raja di Mekah, menanyakan kehendak tuan Gusti, jika berani, keluarlah segera berperang.

204. Sudah lama saya ini, ingin menyerang, beliau menunggu, bila Gusti takut, sebaiknya minta ampun, sampaikan pemberitahuan, bila tidak demikian, sebaiknya serahkan anak istri tuan, kepada raja di Mekah".

205. Gusti Agung Pamamoran, diam belum menjawabnya, masih memikirkan kata jawaban, agar jawabannya baik, Gusti Kancana Sari, serta Gusti Tambak liangsul, Gusti Wayahan Tuhan, mereka kemudian menjawabya, laksana terlepas bebas, katakatanya tak terbatas.

106. "O kamu ini utusan, sengaja kemari datang mengajar, agar I Gusti menyerahkan, dan minta anak istri, jika kamu benar-benar berani, segeralah berkelahi, aku akan melawanmu, pilihlah segera, dari belakang, robek agar terpotong-potong".

27b. 207. Kemudian utusan itu berteriak, "Kamu tiha-tiba datang menyahut, tak ada orang yang bertanya, tambahan lagi minta dipilih, kedatanganku kemari diutus, untuk ngamuk, tadi sudah kau tersungkur."

208. 1 Gusti Wayahan Tuhan, Tambak Gangsul lalu menghunus kerisnya, lalu bangun berdiri menunjuk dan berteriak, ingin membunuh semuanya, Gusti Kancana Sari, ingin untuk menantang, semua utusan itu, utusan semuanya bangun, jadi ribut, semuanya mengambil senjata.

209. 1 Gusti Agung berkata, "Diamlah kamu semuanya, tidak akan selesai dengan cara demikian, duduklah kamu sekalian", Gusti Kencana Sari, Wayan Tuhan Tambak Gangsul, mereka sudah duduk, lalu memasukkan kerisnya, Gusti Agung, kembali beliau berkata.

38