Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/21

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

melakukan sesuatu, bila tak mungkin digantikan, jangan memberi bermacam harta benda, perhatikan kemampuan seorang, itulah yang bernama tidak mementingkan diri sendiri, akhirnya darma itu akan membuat senyum", Pan Bungkling kembali bertanya.

89. "Paman mengatakan diri mempunyai aksara, banyaknya dua ribu, maka saya amat kagum, baiklah ceritakan satu persatu", De Dukuh menjawab, "Adapun aksara yang tujuh ratus, paman kurang paham, apa namanya itu, hanya delapan belas, sebagai aksara yang sudah terkenal.

90. Tentang itu paman jelas mengetahui", Pan Bungkling menjawab sambil tertawa, "Ya saya bertanya lagi, seperti halnya tadi, darma itu memilih, tak mau salah pilih, setiap orang berbudi baik ditempatinya, mengapa banyak terdapat pencuri, yang tetap hidup, mereka itu bukan orang berbudi baik.

91. Yang dimaksud bayu adalah Allah Taala, yang paman katakan tadi, paman adalah Dukuh bodoh, berpura-pura pandai, namun pandai hanya dalam pikiran, sangat pandai, mengatakan tidak mementingkan diri sendiri, mengapa setiap hari memotong sapi, omong kosong, terlalu besar mulut.

13a.

92. Andaikata paman dibunuh, sukakah perasaan paman, paman sangat bohong, mengatakan banyak mempunyai pengetahuan, kalau ditanya baik-baik, jawabannya tak menentu, tidak pasti", demikian kata Pan Bungkling, tiba-tiba riuh rendah, semua tertawa berderai.

93. I Gusti Arta mendengarkannya, kemudian Tandurahim merengut, seluruh orang Islam tercengang, tak ada seorangpun yang tersenyum, I Gusti Ketut Kenjing, berkata dengan tersenyum, "Ya kamu orang-orang Islam, berusahalah melawan Pan Bungkling, jangan lekas menyerah, carikan lagi ajaran lain."

94. I Gusti Wayan Ambuak, berkata kepada Pan Bungkling, "Ya bertanyalah lagi, teruskanlah sekarang, agar ia terpojok, tidak dapat menjawab apa-apa," Pan Bungkling meneruskannya,

21