Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/22

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

bertanya kepada Tandurahim , "Paman Dukuh, cepat berbicara."

95. De Dukuh makin malu, semua mentertawainya, setiap yang datang mempermainkan, tertawa berulang-ulang, "kamu Tandurahim, tadi bicaramu besar, mengatakan dirimu saja yang pandai, terhadap I Gusti, sekarang diam, tadi saya lihat kakak sombong.

13b. 96. "Jika diandaikan mengadu ayam, kamu bertanding dengan Pan Bungkling, kelihatannya sangat berbeda, sekarang menyerah, lagi pula tak dapat diharapkan lagi," Gusti Gede Tambak Gangsul, hanya sekian berkata, "Bagaimana caranya menggalakkan tiang rumah", kemudian berkata, seluruh orang Islam. ·

97. "Sebaiknya diadu berkelahi, saya melawan Pan Bungkling, agar sekalian saya kalah, bertanding saling tusuk", Pan Bungkling menjawab, "Mengapa paman Dukuh demikian, mengatakan sama, panas dan dingin, Dukuh gila, serta dungu.

98. Kembali tertawa berderai, De Dukuh lalu beringas, bangun mengacungkan parang, kepada orang-orang yang datang menghadap, segera serempak, bangun semua menghunus keris, menjaga tempat duduk I Gusti, kemudian bangun, Pan Bungkling lalu membuka keris.

99. Suasana ribut, semua sudah mengacungkan keris, orang-orang Islam ribut, datang mendekati Pan Bungkling, semua yang sedang menghadap, menahan tetapi tak ada yang dihiraukannya diantaranya para putra, punggawa dari lain para Gusti, semua bangun, menghadapi para Islam itu.

14a. 100. Pan Bungkling berdaya upaya, untuk menghadapi Tandurahim, berkata keras-keras, kamu Islam Durahim, kamu mati olehku, jangan kamu berasa gagah berani, keris ini pusaka raja Mekah jaman dahulu, sudah terkenal, kepunyaan Raden Umarmaya.

101. Konon keris ini digadaikan, itulah sebabnya sampai di sini, aku sudah mencoba dua kali, sekali kena mati, bernama I

22