Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/59

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

55

8. Bukankah orang seperti kamu yang bijak, bisa malu bisa berbakti, tahu dengan tindakan benar, karenanya datang ke sini berpetuah, burung gagak lagi ditambah arang, burung cetaka diajar terbang, burung elang diajar melayang, lautan lagi digarami, laksana madu itu lagi ditambah gula.

9. Nah inilah sudah terlalu pandai, luas pemikirannya bagaikan laut, berpasir dengan kebenaran, berair dengan pemeliharaan, banyak memiliki sahabat, selalu menjalankan kebenaran, saktinya luar biasa, akalnya yang baik seperti busa ombak itu, merupakan pelaksanaan yang baik.

10. Itulah sebabnya jangan sekali, kamu ke sini berpura-pura bakti, di depan berpura-pura sayang, tetapi sebenarnya musuh yang sejati, membahayakan secara diam-diam, lebih baik bermusuhan, supaya jangan dikira me1anggar, kalau dibunuh rasanya ia bakti, kalau dikasihi, rasanya tidak urung membahayakan.

11. Karenanya sekarang lebih baik pikirkan, mau memihak ke mana, kalau memihak ke perguruan, lebih baik sekarang pulang." Ni Swetagana menjawab, "Di sinilah kamu menyerah, jelas kamu akan mati, dan I Mladprana juga mati, karena dia angkuh, merasa dirinya sakti."

12. Selesai berbicara mereka kembali, tidak diceritakan dalam perjalanan, sudah sampai di Suradwipa, menghadap pada Ni Dukuh Sakti, semua kejadian diceritakan, Ni Dukuh marah sekali, "Nah kalian bertiga, sekarang ikutilah ibu." dan berangkat, sesampai di Smasana.

13. Sudah lewat senja kala, ditambah gelap bulan, tidak terlihat apa-apa, tetapi timbunan tanah baru kelihatan, terlihat samar-samar, pada tempat yang rimbun tidak jelas kelihatan, mereka menuju ke tempat pembakaran mayat, di tengah kuburan sepi, kemudian sampai, Ni Dukuh kemudian bersiap-siap.

XXXIV. PUH GINADA

1. Bersimpuh sambil memusatkan pikiran, menyembah keliling dengan arah ke kiri, selesai menyembah berdiri dengan satu kaki, mamusti mangembus bayu, waktu sedang memusatkan pikiran gelap sekali menakutkan, cirinya sangat hebat.

2. Burung gagak berbunyi tidak putus-putus, juga terdengar suara tangis pelan, bergema besar dan kecil, anjingnya meraung-raung, kupu-katupuh dan swalak, berbunyi, burung bangau dan burung cegingan.