Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/44

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

40


benci oleh ayah, Ibu meninggalkan mati, kalau ada merasa kasihan, ba- nyak mendatangkan hambatan, karenanya jadilah perasaan dendam, dendam itulah menyebabkan sekarang, dicela teman dan diejek, karena miskin lagi pula yatim piatu.

7. Karena itu sekarang saya memohon kepada Ibu, durhaka datang memo- hon, supaya rela memungut." Kemudian Ni Dukuh menjawab, "Bagai- mana sebabnya sakit hati.” Kemudian I Rudita menceritakan kejadian yang sudah terjadi, setelah semuanya diketahui, oleh Ni Ajnyana-Wisesa ia merasa kasihan sekali.

8. Dan berkata, " Ya Nak, jangan terlalu sedih, Ibu membalas supaya mati, I Mladprana itu, beserta semua sanak keluarganya, serta semua orang Purbawyadnyana, supaya hancur lebur, Ni Jangga Ketaki, dan Ni Alit Warsiki, bisa anak memperolehnya, lagi tiga puluh lima hari."

9. I Rudita menjawab, "Saya mohon, lebih baik cepatlah berangkat." Ni Dukuh menjawab, "Malam ini juga berangkat." Kemudian Ni Dukuh berkata, pada Ni Mretawati, dan Panca Puspa, "Ke sanalah kamu be- rangkat sekarang, membunuh, Mladprana, di Purbawyadnyana.”

10. Kedua siswi menurut dan berangkat, setelah mereka bersiap-siap lang- sung terbang, berjalan di angkasa, tidak diceritakan dalam perjalanan, diceritakan sampai di Purbawyadnyana, di rumah I Mladprana, sekarang I Mladprana dilihat, berjalan-jalan di halaman rumah, ganteng sekali.

11. Keduanya kagum dan terpesona melihat, maka jatuh cinta, amat ber- nafsu, tidak dapat menahannya, kini berbalik dicelakakan, dibencanai oleh rasa cinta, kemudian berubah wujud, kembali seperti semula, serta turun mendekat, I Mladprana menyapa halus,

12. "Ya dari mana kau datang malam hari, katakan dulu kau dari mana, apa maksudnya datang, lagi pula datang diam-diam digelap malam, lagi pula kamu masih muda remaja, dua-duanya cantik menarik.” Yang di- tanyai menjawab, "Saya sengaja datang ke sini, berkeinginan untuk menghamba, meladeni seumur hidup.

13. Relakanlah hatimu dan andaikan, kencing di dalam lubang berjamur, menolong tahanan yang terikat, pakai tukang pijit kaki, mengipasi di kala gelisah, walaupun menjadi pengganjal, serta membantali dengan ta- ngan, menyelimuti dengan badan di kala dingin, tukang sembur di wak- tu sakit, yang penting dapat berdampingan.

14. Kalau Tuan sudah sudi pada saya, sekehendakmu saya turuti, ini ingin makan minum, saya bersedia meladeni, walaupun ingin melancong, naik di atas embun, walaupun di bawah tanah, saya bersedia mengiringi, ter- pesona di lautan, atau di puncak gunung.