Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/42

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

38

12. Begitu banyak nasihatnya, tetapi semuanya itdak dipercaya, diceritakan dan dilakukan, berangkat sesuai dengan rencana, tetapi benar-benar tidak menyenangkan, pokoknya semua kalah, kena sesirep semuanya, sama sekali tidak ada yang terjaga, tenaga lemah, diceritakan kelompok- nya I Mladprana,

13. Semuanya pulang, karena semua musuh sudah kalah, diceritakan ayah- nya Ni Warsiki, ribut mengikuti, sekarang I Mladprana dengan ayah Ni Warsiki pulang, ke rumah Ni Warsiki, Ni Warsiki berkata halus, "Mung- kin terlalu kepingin mati, makanya pasrah, ke sini menerahkan jiwa.

14. Tidak punya perhitungan, mengadu keberanian sendiri, dikira orang lain pengecut, menyangka diri sakti sendiri, dikira semua orang takut, begi- tulah kalau orang sombong, terlalu mabuk oleh pikirannya."Begitulah kata-kata Ni Warsiki, kemudian Ayah menjawab, "Ayah sekarang da- tang dalam keadaan sehat.

XXIV. PUH SAMARANDANA

1. I Mladprana memberi kehidupan, sekarang kamu Ayah jodohkan, Ayah pakai menebus jiwa, lagi pula memang dari dulu, kami telah dijodoh- kan, sejak bapaknya masih hidup, nah sekarang teruskanlah, Nak."

2. Ni Warsiki menjawab, "Kalau sudah kehendak Ayah, saya tidak berani menolak, terserah Ayah memerintahkan, Karena saya memang dikuasai, oleh ibu dan ayah, saya hanya menurut."

3. Kemudian ayahnya berkata, pada I Mladprana, "Ya Nak sekarang sila- kan, seperti rencana yang sudah-sudah, pokoknya Bapak menyerah- kan."I Mladprana berkata, "Ya Bapak saya menerima."

4. I Mladprana berkata lagi, pada para sahabatnya, serta semua penduduk desa, semua yang ada di sana, yang baru habis berperang, kata-katanya halus, "Saudara-saudara semuanya.

5. Ke sanalah sekarang, lucuti semua senjata musuh, pedang sabit serta tumbak, kalau mengenai I Rudita, ambil semua pakaiannya, supaya dia telanjang, tanpa senjata tanpa pakaian."

6. Orang-orang desa menuruti, senjata musuh direbut, I Rudita ditelan- jangi, setelah pakaiannya direbut, dia tidak merasa karena lelap tertidur, keluarganya juga tertidur nyenyak, tidak sadar pada diri.

7. Diceritakan semua orang desa, warga I Mladprana, pada sibuk meram- pas, selesai merampas kemudian pulang, semuanya merasa senang, mengantarkan I Mladprana pulang, ke Purbawyadnyana.