Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/10

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

6


9. Pipi montok pakai sembur, pupuklah dengan cinta kasih selalu, ikatlah dengan perasaan cinta, juga pakailah untuk memelihara nyawa, berbantal tangan berpelukan, untuk menghindari godaan, rasanya mempertemukan keindahan cinta, menyimatkan, dengan perjanjian di tempat tidur.

10. Supaya menjadi muda remaja, menemukan kesenangan hati saya padamu, Kalau kamu tidak sayang, siapa lagi yang disuruh rela, bagaikan anjing borok, kamu juga yang memiliki. Kalau kamu tidak sayang, pastilah, saya akan menemukan sengsara.

11. Saya cinta padamu, kenapa kamu tidak menoleh. Walaupun kamu tidak mau, tidak senang tidak cinta, malu takut juga tidak, pada saya terlalu mengharapkan, Walaupun kamu demikian, saya tidak akan batal menggantungkan diri, tidak malu, tidak malu disisihkan.

12. Karena hati ini terlalu cinta, berputar bagaikan angin, terpesona pada asmara, meluap bagaikan lautan, cinta juga ditemukan, derasnya bagaikan air terjun, hatiku menyala-nyala tergila-gila, meriah bagaikan gunung berapi, terlalu bernafsu, kalau diumpamakan bagaikan tanah.

13. Lubangnya dalam dan lebar. Sekarang kamulah yang menggenangi, menghujani dengan kesedihan. Semua itu saya isap, karena perasaan bakti tidak berkurang, karenanya tidak merasa bingung, bingungnya sudah lapuk, perasaan malu semuanya hilang, bencinya sudah semua mengendap.

14. Rasa malu sudah lenyap, gelisah sudah menjadi sayang, cinta yang diharap-hurap datang, cinta kasih melilit hati, kesedihan sudah diberikan orang, rasa takut sudah membengkak, malu selalu menyelam, disiksa oleh asmara, sangat keterlaluan, hati bingung mendapatkan petaka.

15. Tuan cahaya mataku, mengapa Tuan memalingkan muka, memang saya tidak pantas, menghamba pada Tuan, bagaikan Si Cebol menjangkau langit, kalau diumpamakan burung bagaikan burung puyuh, mau menyamai burung merak, kalau pada pakaian blacu kotor, ingin menyamai, pakaian Prancis yang berkilauan.

IV. PUH DEMUNG"""

1. Itulah sebabnya Adik tidak menoleh, pada hati yang bingung karena Kakak gila, memang Kakak sejak kecil, mandi dengan kebencian, men-