Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/9

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

5

Ketaki, mendekatlah kamu, bawakan kakakmu sirih.” Kemudian Jangga Ketaki datang, menyodorkan tempat pinang.


III. PUH SINOM

1. I Rudita menerima kemudian ia menyodorkan, gelang kana bunga emas, papending dan cincin, "Ini Dik, pemberian Kakak, ciri setia menurut.” Ni Ketut Oka menolak. Kemudian Gede Taman berkata, ”Terima Luh! pemberian kakakmu.

2. sudah Bapak jodohkan, sekarang ajaklah dia di sini, pandai-pandailah kamu bersaudara, baik-baik meladeni, segala yang diberikan terima.” I Ketut Oka menjawab, ”Kak saya meminta.” I Rudita menyodorkan, diiringi senyum, sambil menggelitiki pinggang.

3. Jangga Kateki mengejutkan, "Sudah sekian saja Kak.” I Rudita berpura-pura, mengambil tempat sirih dan makan sirih, Karena terlalu risih, tembakaunya dikunyah terlebih dahulu, kapurnya dipakai bersugi, sehingga dia mabuk kapur, karena ia terpesona, memperhatikan Ni Ketut Oka.

4. Karena pikirannya terlalu jauh, sehingga menjadi terlalu bingung, bersikap seperti ngantuk. Hatinya gemetar. Gede Taman kemudian berkata halus, ”Tidurlah kamu duluan, kamu (Ketut Oka) ke sana membuat boreh, borehi kakakmu.” Kemudian ia turun, membuat boreh.

5. I Rudita terhuyung-huyung, ke tempat tidur, kemudian tidur. Jangga Ketaki datang, membawa boreh harum kekuning-kuningan, ”Kak cepatlah bangun, berboreh dulu kak,” I Wayan Rudita bergegas, kemudian dia diborehi, di sana kemudian, menyodorkan tangan, meraba dada.

6. Sesudah selesai berboreh, sekarang diceritakan sudah malam, sesudah pukul tiga, masuklah Ki Jangga Ketaki. I Rudita mengikuti, I Ketut Oka berkata, "Keluarlah kak!” I Rudita menjawab, dan berkata, ”Kakak menyerahkan diri.

7. Supaya kamu mengaturnya, bagaimana keinginanmu, Kakak tidak akan menolak. Permintaan Kakak hanya satu, saya sakit asmara, cinta padamu, itu yang dikeramatkan murahkan, hati saya selalu luka, obatilah olehmu, dengan penglihatan dan potongan.”

8. Buah dada kecil montok kuning, pakai mengobati setiap hari, pupuk dengan pinggang ramping, ruat dentan penglihatan tajam. Beri jamu dengan bibir, yang memerah manis, obati dengan kaki yang berbentuk bunga pudak, obati (melalui hidung dan mata) dengan perasaan sayang, harapannya, saling pandang di tempat tidur.