Kaca:Geguritan Mayadanawa.pdf/23

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

keto tuturannya, tuture buin ortaang, mani kocapnia malih, pada kasatan , ada minum len mandusin.

begitulah kononnya, cerita tinggallah cerita, keesokan harinya, semua kehausan , ada yang meminum dan juga mandi .

(61 ) Dadi liu jani mati kabencanan , kena yeh mala cetik, kroda Sanghyang Indra, ditu ida mancebang, tunggul raris kawastonin , pametu mreta, tui muncrat banyu urip.


Banyaklah yang mati ditimpa mala petaka tersebut, akibat air racun itu , Hyang Indra menjadi murka, di sanalah ia menancapkan , tunggul lalu diberi doa-doa, untuk menciptakan air amerta, memancurlah air suci itu.


(62) Ento reko.maadan Yeh Empul kocap, ngurip dewane sami, ne pejah maprang, suba ya kuripang, I Kala Mong ya pada urip , gelisihg carita, tui muncrat banyu murip.

Air itulah konon disebut Yeh Empul, menghidupkan kembali dewa-dewa, yang mati berperang, telah dihidupkan, Kala Mong iajuga telah hidup, tiada disebutkan lagi, air amerta telah memancur.


(63) Malih mangkin karuruh ka Manµkaya, malaib ka Tampaksiring, dadi ya pandita, tui Sang Mayadanawa, masih kaburu malaib, ka Pangkung Patas, kabletang kapanahin .

Kini selanjutnya dikepung lagi ke Manukaya, lari ke Tampaksiring, lalu ia menjadi seorang pendita, demikianlah Sang Mayadanawa, juga diburu dari lari, ka Pangkung Patas, dipojokkan dan dipanah.

(64) Mati mangkin tui Sang Maya dadi peras, tinut Kala Wong mati, pada dadi paras, tatune pesu toya,

Mayadanawa lalu mati menjadi batu paras, Kala Wong juga turut mati, mereka menjadi batu paras, lukanya-keluar air,


24