kinepung katut buri, dateng maring Kendra, dadi ya surapsara, kinepung mangke amalih ka Bilusungan, dadi ya busung malih.
dikepung dan diintai, pindah ke Indraloka, ia menjadi dewa, lanjut dikejar lagi, ke Bilusungan, ia menjadi daun'kelapa muda.
(57 ) Malayu ya ka Sauhbatu dadi sela, masih ya kaulati, tiba ring Panyusuhan, dadi susuh sang Maya, masih kauberin malih, ka Manukaya, marupa ipun paksi.
Ia lari ke Sauhbatu menjadi umbi-umbian, terus juga diintai , sampai di Panyusuhan, Mayadanawa menjadi susuh, masih saja dikejar, ke Manukaya, ia bersiluman menjadi seekor burung.
(58) Dadi peteng buka ada manyalapihang, pangetutnyane jani, I Kala Wong kocap, ngawetuang ya upaya, ada to buka makeling, di Alas Gulingan, tongos dewane sami.
Tiba-tiba gelap seperti ada yang
menghalangi,
dari pengejarannya,
kemudian Kala Wong,
ia merencanakan upayanya ,
seolah-olah ada yang memperingatkan,
di Hutan Gulingan,
tempat para semuanya.
(59) Mondok ditu mula tuara ada
toya,
janten idepe yuakti,
masan pada bedak,
dewatane magrang,
krana ya luas manyilib,
mapasang tuah,
manggawe toya cetik.
Ia istirahat di tempat itu memang tiada air, sangat tepat dugaannya, semua telah kehausan, para dewa berebutan, karenanya ia diam-diam pergi, memasang guna-guna, membuat air racun.
(60) Toya mala ipun reko mangadakang, asing maneda mati,
Air tuba dialah yang rrtembuatnya, yang meminumnya pasti mati,
23
