Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/128

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

4. Widanigar tak seperti manusia,

sangat lancang (hanya)

menonton pertempuran,

melihat Tuan Allah berperang,

seandainya menyenangkan
hati,

itu sesungguhnya nakal,

wanita yang sangat lalai,

orang tuanya sudah tiada,

jika (dapat) menyenangkan
hatinya,

Widanigar,

ya, pergi tidak akan pulang
kembali.


5. Menyerahkan dirinya,

mengabdi dari rumah ke
rumah,

kepada orang yang
mengalahkan,

sebagai pengambil air,

Widanigar menangis,

mereka semua kedua puluh orang,

putri Cina itu semuanya tidak pulang,

diusirya,

pulang kembali ke Mukadam.


6. Kedua puluh orang itu,

diantarkan secepatnya,

46b oleh (para) abdi
dari Cina,

Sang Dewi menaiki perahu,


4. Widanigar nirdon
njadma,

pakṣa lancang tonton
jurit,

kawas tuwan Allah yudha,

pradene enakang
ati,

ika jatining jalir,

wanodya kalintang jaruh,

gurune ilang sirna,

pradene enakang
ati,

Widanighar,

lah kesah aja men-
tuka.


5. Srahakna anggan ira,

ngaula pawongan
iki,

maring sang
angalahakna,

makā pangambil warih,

Wadanigar anangis,

maka rong puluh
ipun,

putri cina punika tan
sinungan mantuk sami,

tinundungan,

mangsul marahing Mukadam.


6. Sami maka kawandasa,

ingatěraken den aglis,

46b dening kaula ing
Cina,

amarga palwa Sang Dewi,