Kaca:Geguritan I Dukuh Siladri.pdf/138

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

131

35. Nah begitu pembicaraan ayahnya perlu diingat, mengertikan dalam hati, sebab kamu lagi remaja, tenaganya masih kuat, berusaha berbuat baik, kalau sudah tua, kalau bekerja lemah sekali.

36. Kalau lemah itu disebut lekas majal, lekas majal tumpul sekali, tumpul oleh karena sudah tua, tidak akan bisa dipakai, apalagi akan diasah, karena wajannya habis, kalau diasah akan menjadi tumpul sekah.

37. Waktu remaja tenaga besar membawa senjaa tajam, tajam tidak diasah, karena dipergunakan dengan baik, dipakai untuk mempersiapkan, memperbaiki diri setiap hari, supaya menjadi baik, selamat akan dijumpai.

38. Sumasari senang sekali mendengarkan, nasehat menyarankan pulang, memang itu yang diharapkan, supaya mengetahui kebiasaan, prilaku di masyarakat, menjadi anggota masyarakat, bermasyarakat lagi pula kepada gusti.

39. Nah begitu pikiran Kusumasari, keras keinginannya pulang, lalu berkata pelan-pelan, menoleh I Mudita, "Kakak marilah ikuti, seperti saran ayah, akan pulang ke Mameling.

Nah aketo munyin bapane ingetang, resepang pejang di ati, reh cening mungpung bajang, bayune sedeng akas, kerengan patut makardi, yan subane tua, yan magawe gemba gati.

Yaning gemba ento maadan lumah, lumahe puntul jati, puntul ban suba tua, tuara ja dadi prabotang, wiadin ke pacang sepuhin, reh wajane telah, sepuh mingkin pungak pelit.

Di bajange bayu gede ngaba pangan, pangane tuara masangih, krana melah adokang, prabotang anggon nabdabang, menain deweke sai, pang dadi melah, rahayu tui kapanggih.

Sumasari bingar idepe miragiang, pituture nunden mulih, apan mula mangajap, apang manawang adat, tingkahe cara nagari, anake makrama desa, mabraya wiadin ring gusti.

Nah aketo papineh Kusumasari, suluk idepe mulih, laut mamunyi nelanang, manolih I Mudita, "Beli jalan suba iring, kadi kayun I bapa, pacang mulih ka Mameling.