Kaca:Geguritan Cupak.pdf/13

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

20. Singgih pukulun dewa sang si­nuhun,

alinggih sasuhunan,

banggayang titiang iriki,

sang nata lingnia muwus,

saking endi sangkan ipun,

sayang san maninggal desa,

warahana anak ingsun,

yen angdenya cai bunga,

bumara kembang sarinnya,


21. Kenken keranan cai lampus,

ngutang-ngutang awak,

warahana ingsun cai,

I Gerantang nembah matur,

singgih dewa sang sinuhun,

tan bisa titiang ring awak,

imeme ibapa nundung,

masa titiang tani lepas,

titiang tuara nahen iwang,


22. Prasama pada welas ngerungu,

perebekel muang manca,

kanuruhan lan arya patih,

tur goba pantes bagus,

munyine manis alus,

sing mirengan pada gaok,

ne anak bagus nerus,

tusing ada pada pada,

yan nya tuah pada di jaba.


23. Parekare nyung, pabisik pada kenyung


"Ya tuanku raja Junjungan hamba,

duduklah tuanku,

biarlah kami di sini ".

Sang raja lalu berkata,

"Dari mana asalmu,

sungguh kasihan meninggalkan desa,

katakanlah asalmu,

jika diumpamakan kamu sebagai bunga,

baru sedang mekarnya.


Apa sebabnya kamu melarikan diri,

membuang-buang diri,

kamu beritahulah aku",

I Gerantang sujud berkata,

"Ya tuanku junjungan hamba,

memang kebodohan saya,

ibu dan ayah mengusir saya,

saya merasa tidak bersalah,

saya tidak pernah mengingkari."


Semua yang hadir kasihan men­dengar,

para perebekel dan manca,

kanuruhan dan arya patih,

lagi pula rupanya bagus,

suaranya manis halus,

setiap yang mendengar merasa kagum,

ini baru anak tampan sekali.

tidak ada yang menyamai,

jika diambilkan pada orang ke­banyakan.


Para pelayan berbisik-bisik dan tersenyum,


13