Kaca:Geguritan Cupak.pdf/12

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

atanya lingnia alus,

dateng saking ndi pukulun,

I Gerantang saur ujare,

inggih datengan pukulun,

tan wenten manawang desa,

kocap wong sudra papa.


17. Pun Kembar mangke lingnia muwus,

jero te datengan,

titiang kautus meriki,

antuk ida sang perabu,

apang jerone mangkin rauh,

mamedek linggih sang nata,

punapi karian sang perabu,

awanan titiang kasengan,

ulat wenten karia buat.



18. Inggih sanikan da sang perabu,

I Gerantang mangerasa,

ban munyin kakaneki,

maka tatiga lumaku,

manjing sira ka puri agung,

kapanggih ida sang nata,

pun Kembar nulia umatur,

nyalebseb maka tatiga,

sami pada matur sembah.


19. Pun Kembar saha sembah uma­tur,

ring ida sang nata,

inggih datengan puniki,

sang nata lingnia muwus,

cai datengan malungguh,

papareng lawan inguang,

nguda cai ngejoh ditu,

merene ingsun atanya,

I Gerantang matur sembah.



bertanya perkataannya halus,

"Datang dari mana tuan?",

I Gerantang menjawab,

"Ya kedatangan saya,

saya tidak tahu nama desa,

adapun saya orang kebanyakan dan miskin".


Si Kembar sekarang berkata,

"Saudara yang baru datang,

saya diutus ke mari,

oleh beliau sraya,

supaya sekarang saudara da­tang,

menghadap sang raja",

"Apa pekerjaan sang prabu,

makanya saya dipanggil,

barangkali ada pekerjaan yang penting.


Ya sekehendak sang raja",

I Gerantang menyadari,

atas ucapan kakaknya,

bertiga mereka berjalan,

masuk ke istana,

dilihatnya sang raja,

Si Kembar lalu berkata,

membungkuk ketiganya,

semua menyembah.


Si Kembar dengan sujud ber­kata,

kepada paduka raja,

"Ya saudara ini yang datang",

Sang raja berkata,

"Kamu yang baru datang du­duklah,

bersama-sama denganku,

mengapa kamu menjauh,

ke sinilah aku bertanya,"

I Gerantang menyembah.


12