Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/64

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

dewa wetning kadi naranta,

sirebu kari amilih,

suba dewasa,

separanta papanggih.


225. Wus payu panomah sampun katanggama,

wus kalumbrahang desi,

yan sang serining puro,

sida pinacang-pacang,

Bawula pinaka suami,

pangucaping wang,

sedeng sira siliasih.


226. Yan wereten sira kalih tanana kurang,

ndan sira Rangda mangkeki,

mara heng suwa atmaja,

asemu-semu karsa,

apan katujua ring hati,

mantuanira,

rinaseng semara ratih.


227. Kapanggih sira hana ring talu kuluan,

sopacara aresik,

kinusang talaga,

kuweh punang sarwa sekar,

rinubunging puspa alit,

ndan sira sang diah.

tumurun awot sari,


228. Sira Rangda anambut astaning anak,

duh masku sang luwir ratih,


" karena kelihatannya pelan-pelan,

ibu masih memilih,

hari yang baik,

pasti terketemukan.


" Setelah upacara lamaran diterima,

sudah diumurnkan secara umum,

bahwa putri penyemarak rumah itu,

sudah selesai dipertunangkan,

Baghawan Baula akan menjadi suaminya,

dikatakan orang (banyak),

mereka Saling kasih-mengasihi.


" Kalau keduanya ditimbang-timbang

keduanya sama (tak ada yang kurang),

adapun sang Rangda sekarang,

mengunjungi putrinya,

kelihatannya bahagia,

karena berkenan di hati,

(dengan) menantunya,

rasa-rasanya (sebagai) Dewa Asmara.


" Ketemu dia di tempat tidur di Barat,

hiasannya baik,

dilingkari telaga,

beraneka warna kembang,

diisap oleh lebah-lebah,

adapun dia sang ayu.

turun menyembah.


" Sang Rangda mengambil tangan anak (nya),

Oh kesayanganku (yang rupanya) seperti bulan,


65