Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/49

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

hilanging aksara,

raketing sunia sunia,

menganing lina alangit,

larangan ira,

sang jitaksare nguni.


166. Marmaning akueh gelaraning amuja,

anusamarana hyang Widi,

tiaksakan samertinia,

pamisanieng sarira,

patangania kaweruhi,

mangun batara,

nggenira masuk mijil.


167. Hana matur tumungkul angupaksarna,

duh singgih sang maharsi,

wekasing durgama,

jatining tutur suksema,


akueh suryaning kepatin,

marmaning mingmang,

dara sang amilangi.


168. Wonten anuksema hana rikang sad krosa,

hanan putihing hati,

hoyane useran,

hendi paraning yogia,

sumawur sira sang yati,

presama yogia,

maka buataning aji.


169. Anghing durung sedeng lumaku angentas,


"kelepasan" daripada aksara suci,

bersatu dengan 'kosongan",

terbukanya "ketiadaan"

larangan dari beliau,

yang mahir dalam aksara suci dahulu kala.


Sebabnya banyak cara memuja,


berbakti kepada Tuhan,

ketahuilah ajaran Semerti,

penunggalannya dalam diri,

sikap-sikap tangan patut diketahui,

memanifestasikan betara,

tempatnya keluar - masuk.


Ada lagi yang berkata sambil tunduk mohon ampun,

yang mulia pendeta agung,

memang amat sukar,

inti kebenaran daripada ajaran kebatinan,

banyak keterangan tentang ajaran kelepasan,

yang menyebabkan kekeliruan,

orang menghitungnya.


Ada tersembunyi yaitu ada dalam

penyatuan rasa yang enam,

ada dalam kesucian hati,

tempatnya di pusat,

yang mana patut dijalani,

menjawab beliau sang pendeta,

sama-sama patut,

sebab semua merupakan ajaran sastra yang utama.


Tetapi belum pantas mengupacarai mayat,


50