Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/48

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

angret saktining semara,

hana kaptinira malih,

sampun pacang,

setri nika anglosani,


162. Marmania ngelampu atilar sima,

kagereking semara bahni,

tan wenang ineretan,

kinutang kari wala,

sawane umatur aria,

singgih alarang,

weruha ning tatua bodi.


163. Akueh silumaning marmania adiksa,

tumiru-turwa putih,

tan weruh ing sarira,

reketaning tri guna,

pemangseling pati urip,

luir manuk baka,

andura punang semerti.


164. Tuhu ling ta ulihnia sira arah,

pangawesaning derowi,

cengga sisia-sisian,

amerih pangupa jiwa,

ling ira sang mahayati,

duh salah tarka,

siramanta miweruhi.


165. Ewuh yan tan weruh ri nang

hyang bajrangkara,

paduning Isa murti


menahan nafsu asmara,

ada yang diinginkannya lagi,

sudah bertunangan,

yang wanita kemudian meninggalkan.


Sebabnya memutuskan untuk meninggalkan desa,

kobaran api asmara,

tak mampu ditahannya,

apalagi masih muda,

yang lain segera berkata,

memang jarang,

yang mengetahui inti pelajaran kebatinan.


Banyak alasan seseorang merubah

jalan hidup yaitu berdiksa,

meniru-niru (berpura-pura suci),

tidak tahu kesejatian diri,

penunggalang teri guna,

kelepasan rokh (atma),

sebagai burung bangau,

(perilakunya) jauh dari aturan semerti.


Benar seperti kata-katamu,

berhasil dia sekarang,

dikuasai oleh nafsu loba,

durhaka dalam perguruan,

(bila hanya) untuk keperluan mencari nafkah,

(demikian) kata sang pendeta agung,

itu bukan salah angka,

bapa tahu akan hal itu.


Repot kalau tidak tahu akan

inti ajaran kebudhaan,

penunggalan dari perbadanan Isa,