Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/22

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

waneh angreb griwa,
Ian desaken ing watuan,
awungu sira mengkeki,
muliar tang soca,
sumirat ikang apai,


63. Katara angarab wijil ing sarira,
tinut ing sarwa sandi,
luir giri pawaka,
ngoreb sumlaplap,
punang duta was basai,
sesaning pejah,
bubar adawut ajerih.


64. Pesamburat ing henu tan weruhing paran,
pating purug-puruging,
tinuting pawaka,
sangsaya kueh pejah,
hana kampeh ing nagari,
ndan sira Rangda,
karura warna anjerihi.


65. Gambira hirungmelua tutuk umangang,
salitning siung alungid,
romane agimbal,
tumikal kadi mega,
lumeng ning netra bang kalih,
luir surya kembar,
asinang tekang burni,


66. Gurnita angerak luir kilat ing cetramasa,
jihwa malad angresi,
lumimbekang tangan,
mider angulap-ulap,


yang lainnya memotong lehernya,
serta menghimpitkannya ke pinggir balai-balai,
terbangunlah dia sekarang,
berdenyar-denyar matanya,
bercipratan apinya.


Sangat menakutkan, berkobar-kobar api keluar dari badannya,
menurut setiap persendiannya,
bagaikan gunung api,
membakar menjilat-jilat,
utusan-utusan (raja) banyak mati,
sisa dari yang mati,
bubar cerai-berai ketakutan.


Cerai-berai di jalan tak tabu arab yang dituju,
tunggang-langgang,
diikuti oleh api.
bertambah banyak yang mati,
ada yang sampai di kota,
adapun si Rangda,
rupanya seram menakutkan.


Hidung besar serta mulutnya lebar terbuka,
gesekan taringnya tajam,
rambutnya lebat,
ikal seperti mendung,
cahaya matanya keduanya merah,
bagaikan surya kembar,
teranglah bumi ini.


Berteriak keras seperti kilat (petir)
pada bulan Cetra (Maret - April),
lidah menjulur mengerikan,
gerak tangannya,
menuju ke aegala arab sambil
memanggil-manggil,

23