Kaca:Geguritan Bagus Diarsa.pdf/29

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sedikit, kalau rupanya juga sama gantengnya, pantaslah itu orang kesatria, hanya sayang mereka itu miskin, ada yang lain lagi berkata, kenapa begitu kau berkata, saya ti­dak seperti kau, senang kepada yang lebih muda.

154. Mereka tertawa sepontan, I Bagus Diarsa, tercenang kehe­ran-heranan, melihat serba indah, mirah, intan, manik yang indah, perhiasan ranjang lebih baik lagi, merunya besar, tingkat sebelas serba emas, periginya memakai intan dan mirah.

155. Sesampainya I Bagus Diarsa, di hadapan Sanghyang Guru, jongkok lalu menyembah, Betara lalu bersabda, datang juga kau Bagus, apa perlumu kau datang, Bagus Diarsa menyembah, lalu berkata alon, saya datang ke mari, untuk memohon sesuatu,

156. Karena hamba sekarang sangat miskin, dikenai uran, diha­ruskan dengan taruhan yang banyak, oleh I Gusti Agung, lalu hamba tidak mengadu ayam akan dihukum, Betara lalu bersabda alus, tidak usah hal itu disusahkan, di sini sudah ada ayam.

157. Saya berikan kamu ayam seekor, itulah kau adu, yang menyebabkan kau nanti beruntung, berbahagia dan menjadi raja, menggantikan I Gusti Agung, karena dia adalah musuh­mu, karenanya kau miskin, dia yang mendayakan engkau, seorang raja yang merupakan kerugian rakyatnya.

158. Besok lusa bila kau sudah menjadi raja, gantilah tingkah lakumu, jangan mempergunakan daya upaya, berjudi kau harus berhenti, hal itu mengakibatkan terbangkalai, beker­jalah dengan tekun, jadi diselingi dengan pekerjaan, semua kesenangan panca indra, jangan terlalu dituruti.

159. Ilmu itulah yang kau pelajari sedalam-dalamnya, camkan dalam hati, olah dalam pikiran, karena itu merupakan ting­kat, yang kuat, karenanya disegani menjadi raja, karena satria adalah merupakan pelita hati, supaya jangan bekerja tak menentu, dalam menjalankan kebenaran, haruslah mema-


28