Kaca:Geguritan Bagus Diarsa.pdf/24

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

berdana punia saya sudah, mendahulukan ketentraman
desa, berguru kepada sang Brahmana.

119. Bagawan Penyarikan berkata, kenapa kau sekarang, mem­bohongi aku sekarang, aku memang sudah tahu, dengan tingkah perbuatanmu, satu pun tidak ada yang sorga, se­mua berbuat onar, kamu bohong mengaku sorga, dari ma­sih hidup sampai jadi atma.

120 . Ini suratmu sudah ketemu, aku bacakan sekarang, dengar­kanlah sekarang, dulu kamu ini memperkosa, kentara la­lu ditangkap, tidak ada yang memintakan maaf, diperla­kukan di bawah pohon kepuh, apakah tidak begitu halmu, sang atma lalu berkata.

121. Benar demikian Tuhanku, saya pernah salah, sudi kira­
nya Tuhanku memberi maaf, Hyang Penyarikan berkata,
ini kamu lagi aku jumpai, suratmu dengarkan, ceritanya
kamu dahulu, membunuh orang tidak berdosa, lalu kamu
menghilang.

122. Apakah tidak begitu perilakumu dahulu, sang atma ber­kata, oh Tuhanku, memang benar, Hyang Penyarikan ber­kata, ini suratmu ketemu lagi, katanya kau kita ble me­gic mempergunakan ilmu hitam, apa tidak begitu perihal­mu, jangan kamu lagi berbohong.

123. Sang atma menyembah membenarkan, benar Tuhanku,
sekarang Tuhanku, hamba hanya minta ampun, Hyang Pe­nyarikan berkata, kadong kamu sudah bersalah, setiap
hukuman harus diterima,

124. Par atma semua menangis, khawatir akan dirinya, merasa­kan diri akan kesakitan, menyembah-nyembah sambil ber­kata, oh Tuhanku saya tidak mau, sekarang saya tidak berbuat lagi seperti itu, kalau saya nanti, melaksanakan perbuatan onar terserahlah Tuhanku.

125. Hyang Penyarikan sekarang berkata, supaya kau tahu, li­hatlah itu dari sini asap besar menjulang tinggi, apinya besar menjilat-jilat, tempat merebus para atma, setiap yang


23