Kaca:Geguritan Bagus Diarsa.pdf/23

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ma berdosa, selalu berprilaku dusila.

112. Kata-katanya sombong saling sambung, sama-sama atma,
siapa ada seperti aku, pemberani dan kebal, waktu meram­pok di Putung, kubunuh lalu terlentang, ada lagi atma ber­kata, aku waktu memperkosa, wanita mengajak anak.

113. Anaknya menangis minta pulang, lalu aku banting, mati
dia karena patah lehernya, ada lagi menjawab, aku waktu
memukul sang pendeta dengan tongkat bambu, salahnya
ia memberikan nasehat, toh juga saya sekarang tidak apa­
apa, oleh Bala Betara Yama.

114. Akan saya lawan berpukulan, bermain silat, ada lagi men­jawab, sang Jogor Manik kita tangkap, kita potong dan kita olah, ada yang lain lagi berkata, betara Yama juga tangkap, mari kita panggang, pakai berpesta dengan ni­ra.

115. Begitulah suara atma riuh rendah, tertawa sambil berbi­cara, ada yang bersorak, berjalan tidak karuan, pakaian­nya setan orang jagoan, menuju Hyang Panyarikan, kata­-katanya kasar lagi tidak karuan, Hai! kau Bagawan Penya­rikan, antarkan aku ke sorga.

116. Kalau tidak mau akan pikir-pikir dalam saya bunuh, sang Panyerikan, ber­hati, dalam hatinya berkata, tidak ada
satu pun, atma yang perbuatannya baik, semua perbuat­annya kasar, sudah jadi atma juga bohong, mengaku diri­nya harus sorga.

117. Hyang Penyarikan berkata, kamu atma semua, aku berta­nya yang benar, sudahkah kamu semua, melakukan per­buatan baik, melakukan dewa yadnya dan buta yadnya, juga melakukan pitra yadnya atau upacara ngeroras, ber­dana punia kepada dunia, berguru untuk ketentraman de­sa.

118. Para atma menjawab, bersamaan semua, jawabannya sa­ma
seperti berjanji sebelumnya, ya saya sudah, mamitra yadnya
upacara ngerorasin, dewa yadnya buta yadnya,


22