91. Ada atma lagi dijumpai, di bawah pohon madori, menangis sambil bersungut-sungut, diriku kurus kering, mata cekung kaki besar-besar, kata-katanya mengumpat-umpat,
oh Tuhanku kenapa saya begini, lama saya menderita, kelima indraku menderita.
92. Kuingat kepada hal-hal yang lalu, waktu di Mayapada,
ada kepunyaanku sedikit, anak cucuku yang mewarisi,
ia semua tidak menghiraukan, iseng untuk mengerjakan
sesuatu, memberikan sesendok bubur, karena hal-hal lain
yang dipikirkan, mengisi kesenangan pikiran.
93. Ada atma dilihat baru datang, dari Mayapada, jalan bersama laki istri, baru habis diupacarakan (dibukur), barang
bawaannya banyak sekali, jajan, untek, guling itik, atma
yang menderita tadi keluar kata-katanya halus, saya minta sedekah, perut saya terlalu lapar.
94. Yang dimintai tidak menjawab. Berjalan cepat-cepat, yang
meminta sangat marah, merampok lalu merebut, akhirnya berkelahi ribut, memukul dengan daging, makanan dipakai memukul, yang kena menjerit, menangis meminta tolong.
95. Ribut sekali ada yang saling kejar, yang dibawanya berjatuhan, yang jatuh itu direbut, diambil lalu dimakan, kerongkongannya tersumbat, I Bagus Diarsa, kasihan melihat di sana, lalu teringat akan diri, air matanya bercucuran.
96. Ada atma yang bergantung dilihat, di ranting pohon kepuh, di bawahnya berisi api, itu atma orang berdosa, memfitnah mengadu domba, ada lagi atma yang dilihat, dikejar babi dan anjing, digigit menjerit-jerit, luka-luka lalu menangis kesakitan.
97. Itu atma tidak tahu nasehat, tingkah laku jadi manusia,
tidak menghiraukan pelajaran darma, selalu bertingkah
kurang baik, senang mencacat orang, ada lagi dilihat atma, dipatuk burung besar, darahnya memancur, lukanya
19