mur, merunya bertumpang sembilan.
54. Atapnya perak putih yang halus, pintunya juga dibuat
dengan perak, diwarnai dengan warna serba putih, itulah
tempat Sanghyang Iswara, itulah kahyangan Sanghyang
Iswara, seorang dewa yang gemar bersemadi/bertapa, ada
lagi di hulu, di selatan sorga mirah, merunya bertingkat
sembilan.
55. Atap pintunya dengan mirah, sinarnya berkilauan, ini
tempat persemayaman Betara Brahma, inilah kahyangan
Betara Brahma, seorang dewa yang tetap bersabar hati,
pemberani di dalam perang, ada lagi di hulu, sorga kuning di barat, merunya bertingkat sembilan.
56. Atap pintunya adalah mas, sinarnya berkilauan, ini tempat persemayaman Betara Budha, inilah puranya sang Mahadewa, seorang dewa yang gemar bersemadi (yasa dangu), di sini tempat serba ada, ada lagi di hulu, sorga hitam di utara, merunya bertingkat sembilan.
57. Bagian dari salah satu pintunya dibuat dari besi yang halus,
di Wisnu Buwana, itu adalah kahyangan Betara Ari/Wisnu,
seorang dewa yang tetap mementingkan kebaikan/ketentram
an, pemberani dalam pikiran/hati, dan sujud bakti pada
atasannya, ada lagi di hulu, sorga biru di timur laut, merunya dibuat dari perunggu yang berkelanan.
58. Tingkatnya sebelas atapnya dibuat dari perunggu, bagian
dari pintunya, dibuat dari perunggu yang mengkilat, kurus akilam ayu, itu adalah kahyangan Betara Sambu, seorang dewa yang senang bekerja, yang bertugas untuk melepaskan leluhur/pitara, ada lagi dilihat sorga, di tenggara sorgagangsa.
59. Merunya tingkat sembilan dan besar, berkilau-kilauan,
ada yang dilapisi cermin, itulah kayangan Sanghyang Indra, purinya Sang Sacipati, seorang dewa yang selalu ada dalam keadaan kanak-kanak, selalu ada dalam keadaan
13