Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/48

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

kap dengan para bupati, patih Amangkurat, dan tumenggung Sanggaingat, I Demang Manyanggalangit, Aya Sapuna dan kamuruhan semua menghadap.

40. Dengan tegas raja berkata, "Bagaimana sekarang kanda patih, daya upaya kakak, karena musuh sangat kuat, prajuritnya sejumlah pasir lautan (sangat banyak), jika kita melawan, sama halnya menerjuni api.

41. Segalanya akan hancur, lebih baik mendahului menyerah, jika beliau rela, minta maaf sebesar-besarnya, jika beliau tidak begitu marah, mengurung negeri kita, besok saya keluar.

42. Sampaikanlah kakak aku tunduk dengan semua penduduk , apakah kakak merasa kecewa, I Patih berkata menyembah, "Ya segala perkataan tuanku , akan disampaikan", Tuan Mantri bersedih.

43. Siang dan malam menangis memeluk mayat kekasihnya , kekasihnya seperti hidup, lalu terdengar, bunyi senapan diikuti sorak-sorai, Raden Mantri seperti dibangunkan, lalu berkata, "Sentul kemarilah.

44. Sorak-sorai ramai disertai bunyi senapan, ada apakah" , I Sentul menyembah, perkataannya menyedihkan," Ya tuan rupanya sekarang tiba saatnya, negeri ini menjadi hutan sehari.

45. Itu Mantri Malaka dengan prajuritnya, menyerbu negara kita", Raden Mantri berkata, "Ya jika benar demikian, I Megantaka kemari, mari kita segera, hadapi jangan mundur"

46. Sambil mencium mayat kekasihnya dan berkata, "Ya dewiku yang seperti dewi Ratih, tunggulah kakanda, sekarang junjunganku, pergi untuk mengikuti perjalanan adinda, karena sayalah semua itu penyebabnya.

47. Biarlah bersama sampai di sorga, dijemput oleh para bidadari", lalu beliau berjalan, ke luar taman, hanya diikuti oleh I Sentul tanpa senjata, hanya keduanya memakai


48