Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/42

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

30. Permaisuri menangis, lebih-lebih raja dipeluknya mayat Raden Galuh, akhirnya beliau berkata, apa sebabnya anakku, ditinggal di Taman sari, ayah sama sekali tidak tahu.

31. Kalau anakku dengan istri, dan sangat cantik rupanya, se- karang apa daya kita, yang membunuh juga sudah mati, menurut perkiraan ayah, tidak lain Ni Limbur, yang mem- buat bencana ini.

32. Siapa yang disesalkan sekarang, hanyalah ibumu, yang me- nyebabkan begini, macam I Limbur dipertemukan, ber- mantukan lintah, sama seperti memelihara kera, jika dijun- jung (disayang) makin jahat.

33. Kalau memang kehendaknya sendiri, I Langlangduta mem- bunuh, mustahil sekali, apa maksudnya, yang bapak lihat, I Limbur memanggil pulang, itulah yang diupayakan.

34. Tidak diceritakan lagi, tentang orang-orang yang kesedihan, diceritakan sekarang di Nusambara, Raden Mantri dicerita- kan, lalu sudah terkenal namanya, Raden Mas Tilar Nagan- tun, karena ditingal oleh kakaknya.

35. Pikiran Raden Mas, pergi ke pulau Kancana, untuk mencari kakaknya, jika masih hidup, lalu mohon diri kepada raja, dan juga kepada ibundanya, tetapi tidak diijinkan pergi.

36. Dengan sangat Raden Mas memohon, tetapi juga raja tidak mengijinkan, pada waktu tengah malam beliau berganti pa- kaian, memakai pakaian yang indah, bersama anak Demung, yaitu anak yang kembar.

37. Dan keduanya senang, rupanya sangat tampan, bernama I Siung Caling, sudah diberi pakaian dan seorang pembantu bernama I Nalangjujur, itu yang diajak pergi.

38. Setelah berjalan Raden Mantri (Mas), keluar dari istana mere- ka terus berjalan, menuju barat daya, batas negara sudah di- lewati, perjalanannya agak masuk, sudah sampai di hutan.

39. Menjelang pagi harinya, burung-burung ramai di pohon- pohon kayu, di utara burung cengkorek berkokoh agak


42