Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/40

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ke tanah. sungguh kasihan terlihat , seperti oreng menangis berguling-guling, demikian pula bunga sangga langit di jalan-jalan tumbuh rimbun . dan bunga teleng seperti orang menangis tersedu-sedu.

14. Melilit pada bambu kuning , yang dinaungi oleh pohon cemara, ditiup angin bersuara riuh , seperti bersesambat, bunga pudak (pandan) seperti akan menangis, panas, bunganya bertutup, merasa dengan diri tak punya pekerjaan .

15. Bunga bakung juga layu menangis, seperti menjulurkan tangan menyuruh supaya ditunggu, dan bunga angsoka, gelisah ditempatnya. kembang gambir juga berhamburan, seperti bersedih dan ingin mengikuti. keadaannya semua menyendiri.

16. Semuanya bersedih, terharu dengan yang meninggal dunia, burung-burung pun semua menangis berhamburan, terbang ke sana kemari , dan semua isi hutan, ikut bersedih atas kepergian Raden Galuh dan gunung-gunung seperti ikut setia.

17. Seketika menjadi kacau, lautan ikut membanting-banting diri di batu karang, tidak dapat diceritakan semua, hanya akan menghabiskan kertas. saya mencipta syair, menceritakan orang yang hilang (mati).

18. Setelah disampaikan kepada Raden Mantri bahwa Raden Dewi sudah meninggal, meninggalnya karena ditikam orang, ditikam oleh I Langlangduta, dan si pembunuh juga sudah mati, dikeroyok dan dibunuh oleh pengawal.

19. Tuan Mantri tidak berkata-kata, teringat dan sedih kepada Raden Dewi, tetapi beliau sangat takut, jika memaksa pergi ketaman, Ni Limbur lalu berkata, "Biarlah dia mati, apakah kanda kekurangan apa-apa?

20. Segala ke hendak kanda, saya akan memenuhi, kain dan segala pakaian, walaupun di tempat tidur, apakah kanda mau lima belas kali, semalam suntuk pun akan saya layani terserah kemauan kakanda.


40