Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/29

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

datang, adinda tuanku sangat menderita, setiap hari tidak sadarkan diri. 25. Tuan putri dipaksa, tetapi beliau tidak mau dan menyatakan lebih baik mati, sekara ng beliau sedang sakit, Raden Mantri menunduk, berlinang air matanya, lalu beliau berkata, "Segeralah kamu sampaikan nanti malam akan pergi, berjalan menjelang malam", lalu datang I Megantaka dan berkata, "Ya marilah kita pulang".

26. Kemudian me reka berjalan berpegang tangan ke istana, hari telah sore, lalu mereka masuk ke istana, Raden Mantri juga pergi me nuju tempatnya menumpang, setibanya di sana, ditemuinya Ni Soka, "Soka sekarang kita pergi , Raden Galuh akan diambil menjadi permaisuri, beliau ditempatkan di taman".

27. Ni Soka terkejut mendengar sungguh karena lindungan Widi (Tuhan ), mempertemukan insannya yang menderita, tiba-tiba si janda datang, " Sampi sore tuanku keluar, makanlah tuanku dulu ", Raden Mantri berkata halus," Ibu saya sudah makan, tadi disana. ibu bagaimanapun sekarang, ibu hendaknya menerima .

28. Sekarang ibu ikutlah dengan saya, saya pulang ke Ambaramadya, tidak ada gunanya di sini", si janda berkata. " Hamba ikut hidup mati bersama, walaupun berakibat baik maupun buruk kalau sudah tuanku, saya tidak terlalu memikirkan lalu keluar ketiganya, sudah sampai di taman.

29. Raden Galuh sudah bersiap, karena sudah diberi tabu oleh I Sentul, bahwa Raden Mantri akan datang, Raden Mantri berkata dengan lemah-lembut "Marilah adinda, kita pergi turunlah adindaku, lalu berpelukan oh kanda tiada kusangka, hamba bertemu lagi dengan kakanda, aduh rasanya seperti tidak berjiwa

30. Ni Rasadria berkata dengan manis. "Janganlah tuanku banyak bicara lagi, lebih baik pergi dengan segera, lalu semua berjalan, tidak menolih ke belakang lagi sawah dan kebun-


29