Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/28

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ke rumah kakak, kalau mau perempuan, kakak bersedia memberikan selama ini, di manakah kamu menumpang. Ya di rumah Balu kawan (janda), sudah sebulan, saya berada di sini ya di sana pun baik juga. 19. Tetapi kamu supaya sering-sering datang ke istana untuk makan setiap hari, makanan dari istana", Raden Mantri berkata, Ya saya menurut perintah tuanku, segala kehendak tuan, tiada diceritakan lagi, semua orang yang menonton, lebih-lebih seisi istana, kagum seperti tidak bernyawa Jagi.

20. Ada yang menanyakan orang dari mana, demikian tampannya, rupanya seperti dewa Asmara, ada yang menjawab, orang itu katanya dahulu, waktu baru datang, siapa yang senang melihat, rupanya seperti kura-kura, laki perempuan setelah lama tinggal di sana, akhirnya kelihatan sangat tampan.

21. Sayembara menjadi sepi, tidak ada orang memperhatikan, adapun Raden Mantri, menjadi pusat perhatian orang, setelah orang-orang semua pulang, Raden Megantaka berkata, " Kamu, marilah ke taman, kita mandi di sana","Ya saya mengikuti", lalu mereka berjalan, sudah sampai di dalam taman.

22. Lalu mereka mandi bersama, selesai mandi, lalu memetik bunga, tiba-tiba datang I Sentul, kembali dari bermain-main bertemu dengan Raden Mantri, Megantaka berkata , "Bagaimana gustimu? apakah sudah sehat", I Sentul lalu berkata , "Masih tetap begitu".

23. Lalu Raden Megantaka, masuk ke balai emas, tempat Raden Galuh, dilihat si jelita tidur, Raden Megantaka berkata halus, "Bangunlah adinda permata hatiku, sambutlah saya baru datang", Raden Galuh sangat terkejut, lalu mengambil keris, "Jangan dekat jika kamu hendak memperkosa, lebih baik aku mati".

24. Raden Megantaka lalu keluar, berkeliling di dalam taman, menghibur pikirannya yang susah, tersebutlah Raden Mantri Ambarapati, masih tetap duduk, berdua dengan pelayan, I Sentul lalu berkata, "Ya tuan kebetulan sekali tuanku segera

28