Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/22

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

58. Sudah ada dua bulan, tiada diceritakan lagi Raden Galuh diceritakan sekarang raja Melaka , pada waktu beliau berpikat burung , dengan pengantar 18 orang, sungguh raja besar, wajahnya penuh wibawa.

59. Perawakan beliau tinggi besar, kulit hitam pekat seperti arang, kurnis dan brewok tumbuh subur, mata merah, agak melotot d ada dan pinggang penuh bulu , hidung besar seperti jambu bol, rambutnya sangat keriting.

60. Belum berhasil mendapatkan burung , sampai jauh perjalanan raja , yang bernama Megantaka , putra raja, yang beristri tiga ratus orang, semua yang dikehendaki olehnya, diberikan oleh ayah ibunya.

61. Sudah dua hari di hutan , panas hatinya tidak dapat apa-apa, berjalan tiada arah tujuan , sampailah beliau di tempat pertapa , diceritakan Raden Galuh setelah mandi , keluar dari dalam taman bunga , beriring berdua.

62. Sangat terkejut keduanya melihat , karena banyak pemuda terlihat, Raden Megantaka melihat, dengan hati-hati melihat Raden Galuh berjalan menunduk, sampai di rumah, lalu menuju tempat tidur.

63. Diceritakan Raden Megantaka, tidak tinggal diam mengikuti dari belakang, si janda sibuk , menyongsong dan menyapa, "Ya tuanku berbahagia sekali hamba, baru datang? silakan naik, duduk di balai saka nem.

64. Raden Megantaka berkata, saya bibi memang sengaja datang ke mari , siapa bibi orang yang tadi, yang pulang dari pemandian? si janda sambil guyon menjawab, itu anak hamba, hamba dapat memungut dahulu.

65. Yang di belakangnya , itu anak kandung hamba Raden Megantaka tersenyum, bibi itu keduanya , saya ambil untuk diajak ke istana, akan dijadikan permaisuri, keduanya tinggal di istana.

66. Tiada menunggu hari yang lain sekarangjuga kubawa pulang, saya sudah menyuruh orang pulang, untuk mengambil joli


22