Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/21

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sungguh hanya berdua saja. dan hanya ditemani anak kecil".

50. Tuan putri menjawab, " Ya kakak orang yang menderita, berjalan tanpa tujuan entah sampai ke mana rasanya lebih baik mati daripada hidup yang selalu menanggung derita tidak mengenal ayah ibu. hanya mengetahui ceritan ya.

51. Ayah saya menjadi raja, di negara Nusambara", Ni Rasadria berkata, "Ya tuan junjungan hamba jika demikian halnya mohon tuan putri pulang saja ke rumah hamba. bersama-sama sesuka-duka".

52. Tuan putri berkata, " Marilah kalau memang kamu rela , aku ikut pulang bersama ke Taman Sari, sampai di rumah, janda Kasian, sibuk ke dapur, menyuruh memasak, pelayannya sibuk keduanya.

53. Setelah siap dihidangkan, lalu dibawa ke balai saka nem (tiang enam) di sana duduk bertiga makan , I Sentul berlainan tempatnya. makan dengan lauk ayam panggang, telur goreng dan lawar (makanan khas Bali) anak lebah, dengan sayur pakis bambu manis.

54. Setelah semua selesai makan , keduanya makan sirih, sambil duduk bersimpuh dan berbincang-bincang, menceritakan masa lalu, setelah malam tiba sampai kira-kira tengah malam, lalu mereka tidur, tidur bersama.

55. Tetapi Raden Galuh tidak dapat tidur karena terbayang kakandanya , seperti bergantung di mata, tidak pernah hilang dari pandangannya, I Rasadria berkata halus. "Bagaimana tuan putri, kenapa belum tidur?"

56. Raden Galuh berkata , ada saudara kakak seorang tenggelam di tengah lautan , tetapi belum diketahui halnya , apakah masih hidup atau mati, kakanda bagus kakak juga ikut kena musibah , makanya sampai di tempat ini.

57. Setelah malam menjelang pagi, keduanya bangun dan keluar, lalu ke taman bunga, mandi bersama, selesai mandi keduanya memetik bunga, tiada diceritakan lagi, sudah lama beliau di sini.


21