Kaca:GEGURITAN BRAYUT.pdf/22

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

mengambil kekocor, ada yang membawakan air pembasah muka, ada yang membawa bedak (boreh) muka, ada yang mengelap keringat, lain lagi yang membagikan tua, (nira) ibunya yang dimuliakan, tiba-tiba datang, mengajak makan.

83. Menantunya diajak makan, bersama anak pria dan wanita, tiga puluh enam orang, semua telah duduk, semua membuka tutup nasi, dagingnya diambil lebih dahulu, makan sangat lahap, edarannya tetap, sangat rukun, amat bahagia yang melahirkan.

84. Leluwu sudah tadi, kacang-kacang dan pencok kuping, balung yang direbus dan iso yang dibumbui, tuak berem dan arak api, dicampur dengan arak manis, lagi dicampur, madu disertai dengan kue-kue, tetawanan dan kluma suci, dodol satuh, tak diceriterakan yang lain-lain.

85. Terlalu kamu Ketut Sabaya, mabuk tak pernah menolak, segala bagian yang diterima, tuak berem, arak api, mukanya merah padam, tangannya bergerayangan, mengajak bergilir bernyanyi, lalu menghunus keris, lalu turun, mengaku dirinya kebal.

86. Lagaknya seperti orang dari bungbungan, merasakan dirinya tampan, berlagak seperti orang sombong, keningnya kaku kejat-kejit, seperti nyut kejepit, badannya kaku kiyadkiyud, berjalan rongkad-rongkod, tertawa giginya semua kelihatan, ayunan tangannya, tangannya sengkok (tak lurus) ayunannya Jauh.

87. Lalu mengambil gelagar, bertembang Gula Ganti, demung . malat lagunya salah, disambung dengan tembang kediri, pupuhnya salah, hatinya sudah merasa tak enak, hampir tak sadar dan badannya lemah, bernyanyi panjang-panjang, hampir jatuh, lalu tertawa semua.

88. Lalu ia turun, jalannya tak teratur, baru melangkah lututnya lemah, tiba-tiba jatuh seperti dipukulkan, saudaranya menjerit, semuanya turun, ada mengambil merangkul De Brayut suami-istri, amat panik, anaknya disangka pingsan.

20